KONTEKS.CO.ID – Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, mulai menunjukkan sentuhan midas di Liga 1 2022-2023. Dia mampu membawa Macan Kemayoran meraih lima kemenangan, dua hasil imbang, dan hanya menelan satu kekalahan pada awal musim ini.
Hebatnya lagi, empat laga terakhir berhasil di sapu bersih. Persija menang atas RANS Nusantara FC (3-0), Persita Tangerang (1-0), Arema FC (1-0), dan Bhayangkara FC (2-1).
Di area taktikal, mantan pelatih Borussia Dortmund itu berhasil mengubah gaya permainan Macan Kemayoran yang tentunya memberikan efek positif.
Sementara di luar lapangan, Doll memberikan kesan yang hangat. Dia dikenal ramah dengan fans dan awak media.
Menurut Thomas, karakternya saat ini tak lepas dari kehidupannya di masa lalu saat masih berkarier sebagai pesepak bola. Ia mengungkapkan, memiliki tantangan yang lebih kompleks dibandingkan masa sekarang.
“Menurut saya kehidupan pemain sepak bola di akhir tahun 80-an dan 90-an lebih berat dari sekarang. Saya harus terpisah jauh dari istri dan anak,” ujar Thomas Doll dalam laman resmi klub.
“Dalam beberapa minggu saya pernah hanya dua hari berada di rumah dan sisanya saya mengikuti TC (training camp) bersama klub,” lanjutnya.
Pria asal Jerman ini menamnbahkan, “Saya pun melakukan hal yang sama saat persiapan Olimpiade bersama Jerman Timur ataupun Piala Eropa 1992 setelah Jerman sudah melakukan reunifikasi.”
Kerja keras Doll membuahkan hasil. Salah satunya dia berhasil membawa Jerman ke final Piala Eropa 1992.
Kendati Jerman harus kalah oleh Denmark pada saat itu, pria berusia 56 tahun itu merasa mempunyai kebanggaan tersendiri.
“Selain kemampuan bermain yang meningkat, saya sangat bangga bisa bermain dengan Timnas Jerman. Saya pun sempat bermain di beberapa klub besar Jerman sepanjang karier saya,” katanya.
Prestasi Thomas Doll
Doll meraih segudang prestasi dan trofi sepanjang kariernya sebagai pemain. Dia berhasil meraih dua gelar DDR-Oberliga (Divisi tertinggi Jerman Timur) pada musim 1986-1987 dan 1987-1988 secara beruntun.
Selain itu, dia juga pernah memboyong Piala DDR pada musim 1987-1988 dan 1988-1989 juga secara beruntun.
Thomas Doll juga pernah bermain di klub besar Eropa seperti Hamburg SV dan SS Lazio. Namun dirinya sempat memiliki masa yang berat sebagai pemain.
“Di antara pengalaman saya sebagai pesepak bola profesional, mungkin Entracht Frankfut menjadi klub yang kurang berkesan bagi saya,” ia bercerita.
“Pada saat itu saya sering mengalami cedera sehingga hanya mendapat waktu bermain yang sedikit,” tutur Thomas.
Kini dia mengaku kehidupannya sebagai pelatih bisa membuatnya lebih dekat dengan keluarga. Istri dan anaknya yang berumur sepuluh bulan ikut menetap di Jakarta.
“Menurut saya kehidupan sebagai pelatih lebih tenang dibandingkan saat saya masih aktif sebagai pemain. Sekarang istri dan anak saya sudah ikut tinggal di Jakarta. Jadi kami bisa lebih sering menikmati waktu bersama,” ujar Thomas Doll.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"