KONTEKS.CO.ID – Toni Kroos, pemain sepak bola yang penuh dengan cerita dari kisah karirnya, mengalami masa sulit saat di buang dari Bayern Munich.
Namun kemudian menjadi sukses dengan memenangkan banyak gelar bersama Real Madrid. Saat ini, perjalanan panjangnya telah mendekati akhirnya.
Kroos memutuskan untuk mengakhiri kariernya dalam sepak bola. Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, ia memastikan keputusannya untuk pensiun setelah Euro 2024.
“Dengan keputusan ini, karier saya sebagai pesepakbola aktif berarti akan berakhir setelah Euro,” kata Kroos.
Toni Kroos mungkin terkenal sebagai sosok yang pendiam. Namun, saat bicara tentang kariernya di lapangan sepak bola, ia jelas merupakan sosok yang luar biasa.
1. Dibuang Bayern Munich setelah berkontribusi maksimal
Ketika bersama Bayern Munich, kariernya di sana sebenarnya cukup baik.
Toni Kroos berhasil memberikan kontribusi untuk tim dengan memenangkan tiga gelar Bundesliga, tiga gelar DFB Pokal, dan satu gelar Piala Super Jerman.
Bahkan, ia telah menjadi bagian penting dari tim Bayern yang berhasil meraih treble (Liga Champions, Bundesliga, DFB Pokal) pada musim 2012/2013.
Namun sayangnya, ketika ia meminta kenaikan gaji, Bayern menolak permintaannya sehingga kontribusi besar dari Kroos tidak cukup dihargai.
“Kami tidak akan membayarmu lebih dari 10 juta euro karena kamu (Kroos) bukan pemain kelas dunia,” ujar Presiden Bayern pada 2014 silam, Uli Hoeness, dilansir dari BeSoccer
Akhirnya, Toni Kroos memilih untuk pergi meninggalkan Bayern.
Meskipun sempat dikabarkan akan bergabung dengan Manchester United, ia akhirnya memilih Real Madrid sebagai tim barunya.
Sisa perjalanan kariernya bersama Real Madrid sudah menjadi sejarah tersendiri bagi Toni Kroos.
2. Awal perjalanan yang baik bagi Kroos
Ketika Toni Kroos bergabung dengan Real Madrid, ia tiba dengan status sebagai pemain juara Piala Dunia.
Namun, ia langsung bisa beradaptasi dengan baik bersama para pemain Madrid lainnya.
Seperti bintang-bintang Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya di lini tengah seperti Luka Modric dan James Rodriguez.
Namun, peran penting Zinedine Zidane saat ia menjadi pelatih pada musim 2015/2016 membuat Toni Kroos semakin bersinar.
Zidane berhasil menemukan pasangan ideal untuk Kroos di lini tengah, yaitu Modric dan Casemiro. Hal ini juga membuat Kroos menjadi sosok yang sentral dalam tim.
Musim 2015/2016 akan selalu dikenang sebagai momen yang mengubah sejarah Toni Kroos bersama Real Madrid.
Sampai saat ini, ia telah menyumbangkan total 21 gelar bagi Madrid, termasuk empat gelar LaLiga dan empat gelar Liga Champions, tiga di antaranya didapatkan secara beruntun.
Meskipun bukan pemain seperti Ronaldo atau Kaka yang mendapat sambutan meriah dari fans Bernabeu, Toni Kroos berhasil membuktikan dirinya sebagai “galactico” sejati dengan meraih prestasi nyata.
3. Langkah tepat bagi Toni Kroos
Mathias Sammer, mantan Direktur Olahraga Bayern, mengakui bahwa menjual Kroos adalah kesalahan yang dibuat oleh Bayern.
Meskipun begitu, di sisi lain ia juga senang melihat kontribusi dari keputusan tersebut yang akhirnya memberikan pengaruh positif bagi karier Kroos.
“Ketika kita bicara apakah baik atau tidak Bayern membiarkan Kroos pergi, tentu itu sangat buruk. Tapi, untuk karier pribadinya, itu adalah keputusan yang sangat tepat. Saya ikut senang untuknya,” kata Sammer, dilansir dari Goal International.
Jalan hidup memang tak pernah bisa ditebak dan kerap kali unik. Hal yang sama juga terjadi pada karier Toni Kroos, yang dibuang oleh Bayern namun kemudian menemukan tempat yang layak di Real Madrid.
Di Bernabeu, ia mengalami karier yang sangat sukses dan menjadi legenda bukan hanya bagi klub, tetapi juga untuk penggemar sepak bola di seluruh dunia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"