KONTEKS.CO.ID – Piala Dunia 2022 baru mau mulai, namun skandal mafia bola menghampiri tuan rumah Qatar jelang laga pembuka kontra Ekuador.
Ya, Qatar akan melakukan debutnya di Piala Dunia di rumah sendiri, kala menjamu Ekuador di Al Bayt Stadium, Minggu 20 November 2022 pukul 23:00 WIB.
Menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah tanggung jawab besar, yang tampaknya tidak ditangani dengan baik oleh Qatar. Dalam beberapa minggu terakhir, semakin banyak laporan yang mengungkap pelanggaran hak asasi manusia, dan kurangnya jaminan yang mereka miliki untuk mengatasi gelaran yang menyatukan berbagai budaya dari seluruh dunia.
Seolah itu belum cukup, kini tuan rumah Piala Dunia 2022 menghadapi tuduhan serius, yang akan membuat mereka dalam kondisi buruk.
Menurut Amjad Taha, pakar politik strategis dan direktur regional British Center di Arab Saudi. Pria dengan 430 ribu follower di Twitter itu melaporkan bahwa delapan pemain Ekuador diduga telah disuap USD 7,4 juta (sekitar Rp 116 miliar dengan kurs Jumat 18 November 2022) sebagai imbalan untuk mengalah dalam pertandingan melawan Qatar.
Apakah ada tekanan bagi Ekuador untuk kalah melawan Qatar?
Seperti dilaporkan Sportskeeda, Amjad Taha memperingatkan bahwa sumber internal dari Ekuador dan Qatar mengkonfirmasi operasi tersebut dan meminta dunia untuk menentang “korupsi FIFA”.
Menurut laporan itu, mafia bola Qatar menawarkan sejumlah uang agar Ekuador membiarkan tuan rumah menang 1-0 dengan gol di babak kedua.
Publikasi tersebut sulit untuk diabaikan, karena Qatar telah dituduh di masa lalu menyuap FIFA dengan jutaan dolar untuk dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Adapun tiga hari sebelum dimulainya Piala Dunia, baik pemerintah maupun Federasi Sepak Bola Qatar belum mengomentari fakta tersebut.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"