KONTEKS.CO.ID – Alasan Van Gaal ubah gaya permainan Belanda dikemukakan sang pelatih jelang bentrok lawan Argentina di perempat final Piala Dunia 2022.
Louis Van Gaal punya alasan mengapa dirinya mengubah gaya permainan tim nasional Belanda yang banyak dibilang pengamat dan fan terlihat membosankan selama Piala Dunia 2022 di Qatar.
Namun walau dibilang membosankan, Belanda hampir selalu meraih hasil positif di Piala Dunia 2022. Di fase Grup A, De Oranje mengalahkan Senegal 2-0, diimbangi Ekuador 1-1 dan mengatasi Qatar 2-0 untuk merebut posisi pertama klasemen akhir.
Kemudian di babak 16 besar Piala Dunia 2022, Belanda mengungguli Amerika Serikat 3-1 untuk maju ke perempat final menghadapi Argentina.
Banyak pengamat bilang, Van Gaal orang yang pragmatis, lebih mementingkan hasil kemenangan. Tapi harus diketahui, sebelum ada hasil pasti ada proses.
Belanda menang atas lawan-lawannya melalui sebuah permainan taktis dan penyelesaian klinis di depan gawang. Walau memang lebih sering memainkan bola di belakang, agak bertahan lalu menyerang balik, The Golden Lion tetap tajam dan mematikan.
Van Gaal kemudian membahas tentang gaya permainan pilihannya di Piala Dunia 2022 dan bagaimana filosofinya berkembang selama bertahun-tahun.
Patut diketahui, Van Gaal dulunya seorang pesepakbola yang berposisi sebagai gelandang. Namun saat jadi pelatih, ia bertahun-tahun menerapkan gaya menyerang yang atraktif mulai dari Ajax Amsterdam, Barcelona, AZ Aalkmar, hingga Bayern Munchen.
Sederet trofi ia koleksi, mulai dari Eredivisie Liga Belanda, La Liga Spanyol, Copa del Rey, Bundesliga, hingga Piala Super Eropa, Piala UEFA, dan Liga Champions.
Namun ia mengubah gaya permainan timnya terindikasi mulai Piala Dunia 2014, di mana ia menerapkan pola 5-3-2 yang terbilang sukses mengantar Belanda hingga semifinal.
Tahukah Anda sejak Van Gaal kembali melatih Belanda pada 4 Agustus 2021, De Oranje belum pernah kalah dari 19 pertandingan. Hasilnya 14 kali menang, 5 kali imbang, dengan rasio kemenangan 73,68 persen.
“Gaya saya berkembang karena sepak bola,” beber Van Gaal seperti dilaporkan de telegraaf pada jumpa pers jelang laga Belanda Vs Argentina di perempat final Piala Dunia 2022.
“Di Ajax itu sangat menyerang. Di Barcelona saya belajar bahwa Anda tidak bisa selalu berpikiran menyerang. Saya berubah pikiran, dan saya mengembangkan visi baru saya di Piala Dunia 2014,” tambahnya.
“Pada level pribadi, saya lebih sabar dari sebelumnya. Mungkin kepribadian saya tidak banyak berubah dalam hal cara saya memandang sepak bola,” kata Van Gaal lagi.
“Sepak bola berkembang, sangat sulit untuk memainkan (sepak bola) menyerang sekarang. Itulah mengapa saya mulai mengembangkan sistem pertahanan,” jelasnya.
“Dan kita bisa melihatnya di Piala Dunia ini, dengan hasil yang tidak terlalu buruk, dan itu semua bergantung pada pendekatan taktis,” imbuh pria kelahiran Amsterdam tersebut.
Juru taktik berusia 71 tahun itu lantas tidak mengesampingkan tetap aktif setelah Piala Dunia 2022 jika muncul tantangan yang menggoda.
“Saya melakukan ini untuk negara saya. Tetapi dalam situasi darurat, Anda tidak pernah tahu tentang masa depan,” tutur Van Gaal.
“Seperti (Dick) Advocaat, yang ketika dia lebih tua jadi pelatih Irak. Anda tidak pernah tahu, dia lebih tua dan memiliki pekerjaan baru-baru ini. Jika saya diberikan tantangan yang menarik, yang menurut saya menarik, saya dapat terus bekerja,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"