KONTEKS.CO.ID – Rekor adu penalti Argentina dan Prancis di Piala Dunia jadi salah satu bahasan menarik jelang final Qatar 2022.
Rekor adu penalti Argentina dan Prancis di Piala Dunia akan lebih rinci dibahas pada artikel di bawah ini.
Rekor penalti di final Piala Dunia memiliki tempat tersendiri dalam sejarah turnamen sepak bola terbesar sejagat. Apakah Argentina Vs Prancis akan mengalaminya?
Rekor penalti di final Piala Dunia selalu dipastikan berujung dengan keadaan dramatis. Tim yang menang berpesta, sedang tim yang kalah berduka, dan meninggalkan titik noda bagi eksekutor yang gagal.
Piala Dunia 2022 telah mencapai rintangan terakhir. Argentina Vs Prancis akan memperebutkan gelar di laga final yang akan berlangsung di Lusail Stadium, Doha, Qatar, pada Minggu 18 Desember pukul 22.00 WIB.
Tapi seperti biasa, babak gugur Piala Dunia membawa bahaya tambahan adu penalti jika kedua tim masih sama kuat dalam 120 menit.
Seperti yang dialami Argentina kala menyingkirkan Belanda, lalu saat Kroasia mendepak Brasil, keduanya di perempat final.
Rekor tos-tosan kedua finalis setidaknya dapat menggambarkan siapa yang punya kans lebih tinggi memenangkannya dan negara mana yang kesulitan mencetak gol dari titik 12 pas.
Sekadar info, Argentina setidaknya sudah menjalani satu adu penalti di Qatar, sedang Prancis belum. Jadi paling tidak kalau final berlanjut ke tos-tosan, tim Tango sudah ada adaptasi.
Rekor adu penalti Argentina di Piala Dunia
6 (5 menang, 1 kalah) = Rekor terbanyak adu penalti di Piala Dunia dan persentase menang 80 persen.
Argentina melakoni dua kali adu penalti di Piala Dunia 1990 dan memenangkan keduanya. Yakni kala mendepak Yugoslavia di perempat final, dan menumbangkan tuan rumah Italia di semifinal.
Diego Maradona gagal dalam tos-tosan Vs Yugoslavia, tapi kiper tim Tango kala itu adalah Sergio Goycochea menggagalkan dua tendangan lawan.
Goycochea jadi pahlawan lagi di semifinal dengan menepis eksekusi Roberto Donadoni dan Aldo Serena dan menghentikan laju Gli Azzurri.
Maju delapan tahun, Argentina juga sukses dalam adu penalti Piala Dunia berikutnya, dengan Three Lions mereka singkirkan di babak 16 besar Piala Dunia 1994 Amerika Serikat setelah kegagalan Paul Ince serta David Batty yang memilukan. Sedang kiper Carlos Roa dapat pujian.
Namun di perempat final Piala Dunia 2006, Argentina dihadang tuan rumah Jerman. Jens Lehmann yang memegang secarik kertas berisi detail statistik penendang La Albiceleste membendung eksekusi Roberto Ayala dan Esteban Cambiasso.
Argentina lantas mengalahkan Belanda di semifinal Piala Dunia 2014 Brasil. Kiper Sergio Romero jadi pahlawan dengan menghalau esekusi Ron Vlaar dan Wesley Sneijder.
Itu adalah Martinez, sekali lagi, yang menjadi pahlawan di Qatar ketika dia mempertahankan timnya di turnamen, setelah menggagalkan upaya Virgil van Dijk dan Steven Berghuis untuk mengirim Belanda pulang dan Argentina lolos ke semifinal.
Rekor adu penalti Prancis di Piala Dunia
4 (2 menang, 2 kalah) = Persentase menang 50 persen
Kekalahan adu penalti yang paling menyakitkan termasuk semifinal Piala Dunia 1982 melawan Jerman Barat, dan yang terburuk, final Piala Dunia 2006 melawan Italia, ketika Azzurri menang 5-3 lewat adu penalti setelah tandukan Zinedine Zidane ke Marco Materazzi di babak tambahan waktu.
Kemenangan tendangan penalti mereka yang terkenal termasuk perempat final Piala Dunia 1986 melawan Brasil, pertandingan delapan besar melawan Italia pada 1998 yang membuat Prancis berada di jalur kemenangan bersejarah di kandang sendiri.
Di semifinal Piala Dunia 1982, berakhir 3-3 hingga babak tambahan. Baik Prancis dan Jerman Barat sama-sama sukses empat kali dan sekali gagal dari lima penendang pertama. Menegangkan di sudden death. Maxime Bossis lantas gagal, sementara Horst Hrubesch sukses. Prancis kalah 4-5.
Pada perempat final Piala Dunia 1986, Prancis Vs Brasil bermain sama kuat 1-1 hingga 120 menit. Socrates sempat gagal di penalti pertama tim Samba, tapi kemudian Michel Platini ikutan gagal. Setelah itu Julio Cesar mengikut jejak Socrates, sementara Luis Fernandez sukses dan membawa Prancis menang 4-3.
Kemudian di perempat final Piala Dunia 1998, Roberto Baggio menebus kesalahannya di final 1994 dengan eksekusi pertama Italia sukses. Tos-tosan makin tegang setelah Bixente Lizarazu serta Demetrio Albertini gagal. Setelah itu, eksekusi David Trezeguet, Thierry Henry dan Laurent Blanc masuk, sementara tendangan Luigi Di Biagio gagal.
Di final Piala Dunia 2006 Italia membalas tuntas kekalahan tersebut. Moral timnas Prancis merosot usai kartu merah Zinedine Zidane yang menanduk dada Marco Materazzi. Seluruh penendang Italia sukses mengelabui Fabian Barthez. Satu-satunya algojo Les Bleus yang gagal adalah Trezeguet.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"