KONTEKS.CO.ID – 7 maklumat sepak bola nasional diperoleh dari hasil diskusi PSSI Pers jelang KLB PSSI 2023. Selengkapnya bisa disimak di sini.
7 maklumat sepak bola nasional diperoleh dari hasil diskusi PSSI Pers menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2023 yang rencananya berlangsung di Jakarta, pada Kamis, 16 Februari 2023.
Koordinatoriat wartawan peliput sepak bola Indonesia, PSSI Pers telah menggelar diskusi publik bertema “Kaukus Sepak Bola Nasional Nyalakan Nyali Membangun PSSI” di My Ten Coffee and Eatery, Senayan Park, Jakarta, pada Senin, 13 Februari 2023 siang hingga sore WIB.
Diskusi ini melahirkan 7 Maklumat Sepak Bola Nasional. Nantinya, maklumat tersebut diberikan PSSI Pers melalui Ketua PSSI Pers Randy Prastya dan jajaran kepada kepengurusan PSSI 2023-2027 yang baru. PSSI Pers mengawal agar pengurus PSSI yang baru menjalankan maklumat tersebut.
Diskusi “Kaukus Sepak Bola Nasional Nyalakan Nyali Membangun PSSI” dikuti para pakar dan calon Komite Eksekutif (Exco) PSSI 2023-2027, yang dipandu pengamat sepak bola nasional, Rais Adnan. Hadir tiga calon Ketua Umum PSSI, yakni Fary Djemi Francis, Arief Putra Wicaksono, dan Doni Setiabudi.
Sayangnya, dua calon Ketua Umum PSSI 2023-2027 lainnya, yaitu Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti berhalangan menghadiri acara ini.
Ada juga empat calon anggota Exco PSSI 2023-2027, yakni Paulus Kia Botor, Tigor Shalomboboy, Djamal Aziz, dan Ophan Lamara. Lalu Hasani Abdulgani sebagai Calon Wakil Ketua Umum PSSI 2023-2027. Sementara tiga Calon Wakil Ketua Umum yang diundang, yakni Gede Widiade, Maya Damayanti, dan Yunus Nusi berhalangan hadir.
Sedangkan para pakar sekaligus praktisi sepak bola nasional yang hadir adalah Bambang Nurdiansyah (pelatih, mantan pemain), Fakhrizal M Kahar (perwakilan wasit), Annisa Zhafarina Qosasih, (Direktur Utama Madura United), dan Hamka Hamzah (pemain profesional klub Bekasi City). Semua berbaur tanpa sekat di My Ten Coffee and Eatery yang merupakan milik Presiden Madura United, Achsanul Qosasi.
Pidato Politik Calon Ketua Umum PSSI
Kesempatan pertama, para Calon Ketua Umum PSSI melakukan pidato politik. Mulai dari Doni Setiabudi, Arief Putra Wicaksono, hingga Fary Djemi Francis. Mereka beradu program yang dinilai akan bisa membenahi sepak bola nasional.
“Saya pegiat sepak bola akademi di perbatasan. Kami semua sudah lelah, capek tentang dinamika sepakbola Indonesia yang banyak kontroversi. Sepak bola adalah kebanggaan masa depan. Dengan kondisi saat ini, Indonesia sudah 32 tahun tanpa gelar pasca-emas SEA Games 1991. AFF nihil, sementara Kamboja lebih pesat,” ulas Fary Djemi Francis.
“Thailand Vietnam, terus menjadi raja Asia. Bahkan di kompetisi, kalau dilihat Liga 1 Indonesia, kualitasnya berbeda. Nomor satu Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, baru Indonesia. Jadi saya mengajak semuanya, jangan mau lagi pecah belah. Kita sudah lelah, kita harus well planned,” imbuhnya.
“Mari bersatulah, selamatkan Piala Dunia U-20. Itu momentum bagus utk banyak hal. Prestasi, citra bangsa, dan nama besar Indonesia. Bersatulah, bikin kompetisi yang industrial, modern, digitalisasi, demi generasi emas menuju Piala Dunia U-20,” kata Fary lagi.
Saat giliran Doni Setiabudi tiba, dirinya mengusung program liga profesional. Di benaknya, kompetisi seharusnya tidak hanya soal Liga 1. Tetapi Liga 2 hingga Liga 3 juga harus dikelola secara serius, tidak seperti sekarang di mana dua kompetisi di bawah Liga 1 tak bisa bergulir.
“Visi & Misi saya, 1. Saya ingin mencapai federasi yang bersih. PSSI itu akar masalah sepak bola Indonesia. 2. Untuk mewujudkannya, saya mohon mengundurkan diri karena itu saya harap Exco PSSI diisi orang yang punya kapasitas dan mau kerja untuk bola Indonesia,” tutur Doni.
“Saya mencoba membuat sepak bola pro. Saya berharap punya kebijakan yang ditentukan LIB dalam bentuk. Liga 2 dan Liga 3 tidak bisa berjalan, karena saya tahu, klub tak punya uang, LIB juga tidak punya. Liga 2 akan berjalan dengan normal, harus ada pemisahan operator dengan Liga 1. Liga 2 punya nilai jual, selama kompetisinya berjalan kompetitif,” tambahnya.
“Harus adanya bank guarantee. Tiap klub wajib mempunyai bank guarantee, berupa Deposit agar pemain pelatih tidak ada kasus telat bayar gaji dan lain-lain. Klub tentu akan teriak, tapi kebijakan ini kalau tak sanggup, silakan degradasi. Yang harus dilakukan kompetisi berteknologi. Untuk Liga 1 hingga Liga 3 terkait penggunaan VAR,” urainya.
“VAR bisa meminimalisir mafia. Mafia tidak akan bisa diberantas dalam waktu singkat. Tapi kita bisa memperkecil ruang lingkup mafia agar tak masuk ke sepak bola. Salah satunya dengan teknologi VAR. Sepak bola tidak hanya level pro. Ada suatu sepak bola yang jarang disentuh, yaitu amatir berkaitan Asprov,” kata Doni lagi.
Sementara Arif Putra menekankan pentingnya pembangunan industri sepak bola. Hal itu bisa dipahami dari latar belakangnya yang merupakan CEO dari Nine Sport, sebuah event organizer (EO) yang berpengalaman mendatangkan klub-klub sepak bola Eropa ke Indonesia.
Berdasarkan pengalamannya mendatangkan klub-klub top ke Indonesia, sedikit-banyaknya bisnis sepak bola sudah ia pahami. Menurutnya, Indonesia masih jauh dari industri sepak bola sebagaimana yang sudah terjadi di Eropa.
“Saya punya pengalaman di bisnis sepak bola selama 10 tahun. Ingin menjadikan PSSI milik bersama, memajukan sepak bola Indonesia bersama-sama. Punya tagline atau program PSSI 2.0. Inti masalah sepakbola berkaitan dengan ekonomi atau daya beli masyarakat. Dua negara dengan sepak bola maju, Inggris dan Jerman tingkat ekonomi jauh lebih baik dari Indonesia,” ucap Arif.
“Daya beli masyarakat berkaitan dengan ini, khususnya dari piramida paling bawah bahwa banyak masyarakat Indonesia dari klaster tersebut merupakan penonton sepak bola Indonesia. Sebagai cermin sebuah bangsa, dengan program PSSI 2.0 ingin menjadikan sepak bola sebagai kendaraan menuju Indonesia Emas 2045. Dalam 3 tahun standardisasi sepak bola Indonesia akan sama dengan Jepang, begitu juga kualitas kompetisi, kualitas klub, dan kualitas tim nasional. Better Indonesia to Football,” tuturnya.
Lahirnya 7 Maklumat Sepak Bola Nasional
Dari diskusi yang berlangsung 3 jam tersebut, PSSI Pers menarik kesimpulan yang kemudian menjadi 7 Maklumat Sepak Bola Nasional. PSSI Pers berharap kepegurusan PSSI 2023-2027 bisa menjalankan maklumat tersebut.
“PSSI Pers berkomitmen terus berperan aktif dalam membangun sepak bola nasional lebih baik lagi. Kami ingin 7 Maklumat Sepak Bola Nasional ini dijalankan oleh PSSI kepengurusan baru. Ini hasil dari keluh-kesah yang kemudian menjadi solusi terbaik demi kemajuan sepak bola kita. Semoga kepengurusan PSSI yang baru amanah menjalankan 7 Maklumat Sepak Bola Nasional, dan kami akan terus kawal,” ujar Ketua PSSI Pers, Randy Prastya.
7 Maklumat Sepak Bola Nasional
1. PSSI harus Integrity, Transparansi, dan Akutanbility
2. PSSI harus memperjuangkan izin industri kompetisi untuk mengganti izin keramaian pertandingan.
3. PSSI harus menjalankan kompetisi berjenjang dan berkesinambungan. Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Elite Pro Academy harus dalam kesatuan piramida kompetisi. Gelaran Liga 3 diikuti kompetisi usia muda secara berkala setiap musimnya.
4. PSSI harus Perbanyak pelatihan wasit dari level C1, C2, hingga C3 tidak hanya menjelang liga, tetapi bulanan atau dwi bulanan.
5. PSSI harus segera mewujudkan training center untuk Tim Nasional Indonesia di semua level usia.
6. PSSI harus menggulirkan sepak bola putri. Tidak harus representasi Liga 1, tetapi bisa juga dengan peserta para klub mandiri.
7. PSSI harus melangsung Liga 2 dan 3 yang dihentikan, serta kembali berlakukan promosi degradasi untuk musim 2022-2023.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"