KONTEKS.CO.ID – Puluhan bangunan dan sarana prasarana di Kabupaten Tapanuli Utara rusak parah akibat gempa yang mengguncang wilauah itu, Sabtu 1 Oktober dinihari sekitar pukul 02.28 WIB.
Kasubag Humas Polres Tapanuli Utara, Walpon Barimbing mengatakan dari data sementara sebanyak 44 unit rumah warga rusak parah akibat gempa dengan magnitudo 6,0 itu.
Walpon merinci, kerusakan 9 unit di Kecamatan Tarutung, 15 unit di Kecamatan Parmonangan, 19 unit di Kecamatan Siborong borong dan 1 unit di Kecamatan Sipahutar.
Selain itu, 13 unit gereja juga mengalami kerusakan antara lain 1 unit di Kecamatan Tarutung, 1 unit di Kecamatan Purba Tua, 6 unit di Kecamatan Parmonangan dan 5 unit di Kecamatan Siborongborong.
Bangunan sekolah yang rusak sebanyak 10 unit antara lain di Kecamatan Parmonangan ada 5 bangunan SDN, di Kecamatan Tarutung 1 bangunan SMU, dan di Kecamatan Siborongborong sebanyak 4 bangunan SDN.
“Untuk jembatan tidak ada yang rusak parah. Tapi di Kecamatan Siatas Barita jalan umum rusak parah sekitar 300 meter. Lalu gempa juga menyebabkan jalan menuju Salib Kasih di Kecamatan Siatas Barita longsor,” ujar Walpon.
Gempa juga menyebabkan 20 bendungan di Kecamatan Siborongborong rusak. Bangunan RSUD Tarutung juga mengalami kerusakan. Akibatnya, pasien harus dibawa keluar dari rumah sakit dan dirawat di tenda tenda yang telah dibangun petugas.
“Petugas masih terus melakukan pendataan terkait kerusakan. Saat ini petugas dari TNI dan Polri ikut terjun langsung melaksanakan pembersihan. Untuk korban luka luka dari data sementara ada 16 orang yang tertimpa material bangunan,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa mengguncang wilauah Tapanuli Utara, tepatnya di Tarutung, Sumatra Utara dengan magnitudo 6,0 pada Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 02.28.41 WIB.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa disebabkan adanya patahan geser sesar Sumatra segmen renum.
“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,11° LU ; 98,83° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km,” ungkap Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya.
Gempa yang terjadi pada saat orang terlelap tidur itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan sembilan orang luka-luka.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"