KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 129 orang suporter bola tewas dalam bentrokan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.
Diduga, banyaknya suporter bola yang tewas akibat gas air mata yang ditembakkan petugas keamanan untuk menghentikan kerusuhan agar tidak luas .
Diketahui, 129 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam bentrokan suporter bola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Septia, salah seorang suporter yang menjadi korban mengaku disemprot gas air mata saat berada di tribun utama.
Alhasil, Septia terpaksa dievakuasi ke lorong tribun VVIP Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
“Saat semprotan gas air mata pertama kita itu panik. Mencoba mencari jalan keluar, karena kondisi gelap dan mata perih,” ujarnya.
Gadis berusia 18 tahun itu menyebutkan, tidak adanya pertolongan medis pertama membuat kepanikan dan napasnya sesak ketika dievakuasi.
“Tadi banyak yang nolong, saya lemas mata perih. Sesak napas, terus kan keluar tadi rebutan,” ungkapnya.
Beruntung bisa diselamatkan dan tak perlu mendapat bantuan di rumah sakit. Setelah beristirahat beberapa saat perempuan asal Pasuruan ini bisa melanjutkan perjalanan kendati matanya merah karena terkena semprotan gas air mata.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan, para korban kerusuhan pergi ke satu titik di pintu keluar, yakni di pintu 10 dan 12.
“Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” jelas Nico Afinta.
Para korban akhirnya dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.
“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 129 orang, dua di antaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)” ucapnya.
Korban yang meninggal di rumah sakit mayoritas nyawanya tak tertolong karena sudah dalam kondisi memburuk setelah kerusuhan yang terjadi.
Mereka mayoritas menjalani sesak napas dan terjadi penumpukan sehingga terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"