KONTEKS.CO.ID – Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebutkan, alasan anggotanya menggunakan gas air mata untuk mengendalikan suporter Arema FC yang turun ke lapangan.
Sebanyak 129 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Menurut Nico, suporter Arema FC telah bertindak anarkis dengan menyerang petugas, merusak stadion hingga berusaha mencari para pemain dan official Arema FC.
“Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain,” kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10).
Dikatakan Nico, dalam prosesnya telah dilakukan sebagai upaya pencegahan hingga ditembakkan gas air mata ke suporter tersebut.
“Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata,” ujarnya.
Setelah gas air mata ditembakkan, para suporter berhamburan ke satu titik keluar stadion. Saat itulah terjadi penumpukan suporter hingga kekurangan oksigen.
“Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” jelas Nico Afinta.
Para korban akhirnya dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.
Nico menyebutkan, bentrokan itu menewaskan 127 orang. Dua di antaranya anggota polisi dan 125 orang suporter Arema.
“Yang meninggal di stadion ada 34 kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat upaya proses pertolongan,” katanya.
Tak hanya itu, ada 180 korban luka-luka masih dirawat di rumah sakit. Ada juga 13 mobil yang disebut dirusak massa suporter Arema.
“Kemudian masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan,” imbuhnya.
Menurut data terbaru dari Pemerintah Kabupaten Malang, korban tewas akibat bentrokan suporter itu bertambah menjadi 129 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"