KONTEKS.CO.ID – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi pelajaran semua pihak.
Ganjar pun mewanti-wanti agar hal serupa tidak terjadi di Jawa Tengah, di wilayah yang dipimpinnya.
Hal itu disampaikan Ganjar saat memimpin Rakor Forkopimda Provinsi dan Kabupaten Kota se-Jateng, pada Senin 3 Oktober 2022.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengajak Forkopimda se-Jawa Tengah mendoakan para korban yang gugur pada dalam tragedi Kanjuruhan, Malang itu.
“Cukup banyak korban yang ada, saya mau minta waktu bapak ibu sebentar saja untuk kita mendoakan para korban mudah-mudahan mereka husnul khotimah,” ucap Ganjar, yang memimpin doa.
Dikatakan Ganjar, Indonesia sedang berduka. Tragedi tersebut bahkan menjadi perhatian dunia.
“Indonesia sedang berduka, kejadian di Malang yang menjadi perhatian seluruh dunia,” ucapnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, peristiwa di Kanjuruhan, Malang, menjadi pelajaran dan harus diantisipasi agar tak terjadi di Jawa Tengah.
“Kita tentu mengantisipasi itu agar tidak terjadi di Jawa Tengah. Kita belajar betul dengan apa yang terjadi di Malang kemarin,” ujarnya.
Ganjar mengaku, pihaknya terus berkoordinasi dengan para penegak hukum terkait kelanjutan seri Liga 1 khususnya di Kota Semarang.
Di mana, PSIS Semarang seharusnya menjamu Bhayangkara FC di Stadion Jatidiri, pada Minggu 2 Oktober 2022 kemarin.
“Kita siapkan caranya bagaimana agar tidak ada persoalan seperti itu. Ini menjadi serius karena Liga Eropa saja kemarin juga menyampaikan duka mendalam dan FIFA melotot. Hari ini semua beritanya tentang itu, dan ini coba kita jaga,” tuturnya.
Di sisi lain, dalam Rakor Forkopimda se-Jateng itu, Ganjar menekankan agar seluruh komponen siaga terhadap inflasi, yang terjadi akibat penyesuaian harga BBM. Ganjar juga menekankan pengawasan penyaluran BLT BBM.
“Pembagian BLT menjadi konsern kita semua, agar efek penyesuaian harga BBM ini betul-betul bisa kita redam semuanya,” kata Ganjar.
Dalam situasi itu, pemerintah daerah harus aktif mengajak seluruh masyarakat untuk berdiskusi.
Pelibatan mahasiswa juga bisa dilakukan, mengingat mereka dengan pemikiran kritisnya bisa membantu mengawasi penyaluran BLT, sehingga bisa mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan.
“Libatkan mahasiswa, kenapa? Kalau mereka kemudian seperti bisa kita apresiasi maka kawan-kawan mahasiswa juga akan merasa bermanfaat, dan jadi punya nilai, dan kemudian demonya digeser ke sana,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"