KONTEKS.CO.ID – Kambing Samosir juga dikenal sebagai Kambing Putih atau Kambing Batak, telah menjadi hewan peliharaan secara turun temurun oleh penduduk lokal di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatra Utara.
Awalnya, kambing Samosir digunakan sebagai bahan persembahan dalam upacara keagamaan aliran kepercayaan animisme oleh masyarakat setempat.
Hewan yang dipersembahkan harus berwarna putih, sehingga penduduk setempat secara alami telah selektif dalam memelihara kambing Samosir dengan memprioritaskan yang berwarna putih.
Kambing Samosir mampu beradaptasi dengan kondisi ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, meskipun rumput biasanya sulit dan kering selama musim kemarau.
Pulau Samosir yang berbukit menjadi tempat tinggalnya, di sana ia mampu beradaptasi dan berkembang biak dengan baik.
Karakteristik Kambing Samosir
Kambing dewasa memiliki bobot badan rata-rata antara 26 hingga 32 kg. Kambing ini memiliki kesamaan dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara.
Perbedaannya terletak pada warna tubuh, ia memiliki warna tubuh yang dominan putih atau belang putih-hitam.
Saat ini, kambing Samosir masih dikenal secara lokal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.
Kambing Samosir merupakan salah satu aset budaya dan kekayaan alam Indonesia yang perlu dilestarikan.
Keunikan warna tubuh putihnya dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang keras membuatnya menjadi spesies kambing yang menarik untuk dipelihara dan dikembangkan secara berkelanjutan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"