KONTEKS.CO.ID – Bencana banjir dan tanah longsor atau hidrometeorologi basah terjang enam desa di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pasca hujan deras melanda kawasan tersebut.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat enam desa terdampak karena bencana tersebut, Desa Tamanan di Kecamatan Trenggalek; Desa Karangrejo, Bogoran, Senden, Ngadimulyo di Kecamatan Kampak; serta Desa Wonocoyo di Kecamatan Panggul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek melaporkan sebanyak 210 rumah terdampak banjir dengan tinggi muka air mencapai 50 sentimeter serta longsoran tanah yang menyebabkan kerusakan beberapa rumah warga.
Adapun kondisi saat ini hujan masih mengguyur wilayah terdampak, dan warga tetap bertahan di tempat tinggal masing-masing. BPBD Kabupaten Trenggalek terus melakukan pendataan lebih lanjut dan melakukan pengawasan di lokasi kejadian.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini waspada hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada malam hari untuk wilayah Kabupaten Trenggalek. Kajian inaRisk turut menunjukan Kabupaten Trenggalek memiliki potensi bahaya banjir dengan tingkat sedang sampai tinggi yang berdampak pada 12 kecamatan.
Sementara itu, berdasarkan analisis gerakan tanah dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kecamatan Kampak dan Panggul termasuk dalam wilayah dengan potensi gerakan tanah tingkat menengah hingga tinggi, sedangkan Kecamatan Trenggalek termasuk dalam kategori menengah hingga tinggi dengan potensi banjir bandang dan aliran bahan rombakan (debris flow)
Menyikapi hal di atas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan perangkat daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang khususnya saat dan setelah hujan lebat dalam kurun waktu lebih dari satu jam.
Pemerintah daerah setempat agar melakukan pengawasan pada pemukiman warga yang dekat dengan lereng bukit atau tebing serta memberikan informasi secara berkala khususnya rekomendasi evakuasi jika hujan telah berlangsung lama.
Jika terjadi peningkatan tinggi muka air di sekitar pemukiman warga, masyarakat dapat lebih dahulu mematikan aliran listrik dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Dua Desa Terendam Banjir di Langkat
Sementara itu, banjir juga menerjang dua desa di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara sejak pada Sabtu, 8 Oktober 2022 kemarin. Banjir akubat hujan deras dan membuat Sungai Lepan meluap hingga merendam permukiman warga sejak pukul 07.00 WIB.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, hingga Minggu, 9 Oktober 2022 menyatakan, sebanyak 84 Kepala Keluarga yang tinggal di Desa Harapan Maju dan Desa Harapan Maju Kecamatan Sei Lepan terdampak.
Peristiwa ini juga mengakibatkan 84 unit rumah warga teredam dengan ketinggian muka air 30 hingga 60 centimeter, lima diantaranya mengalami rusak berat.
Banjir Sanggau Masih Menggenang, Tim Gabungan Tetap Bersiaga
Bencana banjir juga melanda Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, setelah hujan deras dan meluapnya Sungai Kapuas hingga masuk ke pemukiman warga.Â
Sebanyak 50 rumah warga di Kecamatan Kapuas terendam banjir hingga 100 sentimeter. Selain itu, 1 unit sekolah dan 1 unit puskesmas juga ikut terdampak.
BPBD Kabupaten Sanggau telah tiba dilokasi sesaat setelah kejadian. Upaya asesmen dan penanganan telah dilakukan dengan menyalurkan bantuan logistik bagi pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Unsur TNI-Polri, Organisasi Perangkat Daerah setempat, relawan dan masyarakat masih bersiaga dilokasi untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca dan potensi banjir susulan.
“Saat ini BPBD selalu siaga dan setiap hari memantau ketinggian air pagi dan sore hari,” kata Awaludin Kabid Kedaruratan BPBD Sanggau pada Minggu, 9 Oktober 2022.
BNPB menghimbau masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai diharapkan bisa melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan lebat secara terus menerus lebih dari satu jam. Untuk jangka panjang, masyarakat bersama pemerintah daerah agar mengevaluasi kondisi lingkungan di kawasan hulu dan sepanjang daerah aliran sungai. Penanaman kembali kawasan hulu dengan vegetasi yang bernilai ekologi dan ekonomi akan mampu mengurangi potensi banjir di masa depan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"