KONTEKS.CO.ID – Seorang calon anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) asal Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diganti meski lolos seleksi.
Tak pelak, pergantian calon anggota Paskibraka bernama Doni Anansa membuat orang tuanya kesal dan protes.
Pasalnya, anaknya yang telah lolos seleksi Paskibraka mengalami syok lantaran namanya diganti dengan orang lain.
Orang tua Doni Anansa, calon Paskibraka yang lolos seleksi mengaku putranya awalnya telah dinyatakan lolos pada Mei saat mengikuti seleksi ke tingkat nasional bersama seorang rekannya Nadira Syalvallah.
“Setelah seleksi di tingkat provinsi pada Mei, dia diumumkan dan dinyatakan lolos mewakili Sultra ke tingkat nasional,” unglap Ibunda Doni, Samsuriani kepada wartawan, dikutip Selasa 18 Juli 2023.
Samsuriani menduga, pergantian anaknya sebagai anggota Paskibraka karena adanya intervensi dari pejabat Pemprov Sultra.
“Jelas ini ada intervensi dari luar, kenapa tiba-tiba langsung diganti padahal sudah dinyatakan lolos pada Mei lalu,” ujarnya.
Menurut Samsuriani, anaknya sudah memberikan kemampuan terbaik saat mengikuti seleksi sehingga mampu meraih nilai yang diharapkan tanpa adanya bantuan dari siapapun.
“Saya meminta dengan hormat kepada panitia provinsi yang terlibat proses seleksi untuk mengembalikan nilai anak saya, yang betul-betul murni yang diraih selama proses seleksi,” tuntutnya.
Orang tua Doni Anansa yang berprofesi sebagai petani dan guru biasa di Kabupaten Konawe itu berharap putranya tetap diloloskan mewakili Sultra sebagai calon Paskibraka di Istana Negara.
Kata Samsuriani, tidak diloloskan anaknya dan diganti orang lain akan berdampak pada psikologis.
“Yang kami takutkan kalau ketidaklulusannya akan berdampak pada psikologi sehingga berbuat untuk hal-hal yang kami tidak inginkan,” ujarnya.
Sementara, Kepala Kesbangpol Sultra, Harmin Ramba yang jadi penanggung jawab seleksi calon Paskibraka Nasional dan Provinsi Sultra mengatakan, dua nama yang lolos ke tingkat nasional berasal dari Kota Bau-bau yakni Wiradinata Setya Persada dan Nadira Syalvallah.
“Kita sudah tetapkan dua orang yang baik dari yang terbaik dari semua aspek penilaian dari proses seleksi yaitu Wiradinata dan Nadira dari Bau-bau,” ujar Harmin.
Kata Harmin, Doni Anansa dinyatakan tidak lolos karena nilai seleksi tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh panitia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"