KONTEKS.CO.ID – Pablo Benua dianggap cari sensasi dan kini ramai diperbincangkan setelah kemunculannya di Pondok Pesantren Al-Zaytun. Dia pasang badan untuk Panji Gumilang dan siap mendanai seluruh opersional pesantren tersebut dengan uang pribadinya.
Memperkenalkan diri sebagai pengacara muda dan YouTuber, pria dari istri seorang artis yang disebut-sebut terkaya dengan harta Rp4,7 triliun, Pablo Benua juga nekat menyerang Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Berikut fakta-fakta Pablo Benua pasang badan untuk Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun:
1 Bela Panji Gumilang Demi Integritas:
Pablo Benua sejak awal sambutannya pada peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, pada Rabu, 19 Juli 2023, menyampaikan bahwa dirinya membela Panji Gumilang dan Al-Zaytun untuk menunjukan integritas dirinya.
“Saya mau tekankan bahwa memang benar saya bela Panji Gumilang, saya bela Al-Zaytun. Kenapa, karena pada prinsipnya ketika kita berada di ruang publik, maka yang harus kita tunjukan kepada orang adalah integritas kita. Sebagai orang yang berani berbicara di ruang publik,” katanya.
2. Netral di Polemik Al-Zaytun Berarti Pengecut
Menurut Pablo Benua, sebagai anak muda dirinya memiliki prinsip. Katanya, bila ada muda yang memiliki sikap netral dalam polemik Al-Zaytun berarti pengecut.
“Kalau banyak yang bilang netral, tidak ikut-ikutan, justru itu adalah anak muda yang pengecut. Kita harus tunjukan sikap kita sebagai orang muda, supaya bagaimana generasi bangsa ini jauh lebih baik,” katanya.
3. Serangan ke Al-Zaytun Tidak Organik
Pablo Benua dalam sambutanya menyampaikan kalau serangan terhadap Al-Zaytun dilakukan secara terstruktur dan masif. Tapi hujan itu tidak sistematis. Karena itu, dia melihat serangan terhadap Al-Zaytun tidak organik.
“Saya berani pastikan demikian, karena terlihat sekali, seluruh hujatan, seluruh tuduhan dilakukan secara terstruktur dan masif tapi tidak sistematis,” katanya.
4. Sebut NII dan Binaan Pemerintah
Kata Pablo Benua, hujan kepada Al-Zaytun banyak yang tidak sinkron. Mulai dari tuduhan sarang radikalisme, dan tempat toleransi yang kebablasan.
“Al-Zaytun dikatakan tempatnya radikalisme tumbuh, tapi bersaamaan, Al-Zaytun toleransi yang kebablasan. Bagaimana caranya radikalisme bisa kita gabungkan dengan yang namanya toleransi,” katanya.
Menurut Pablo, serangan yang tidak berdasar juga terkai dengan narasi bahwa Al-Zaytun ada hubungan dengan NII, tapi saat bersamaan, AL-Zaytun justru dibentuk oleh pemerintah untuk menghacurkan NII.
“Lalu di sini bisa kita lihat, begitu banyak tokoh-tokoh lintas agama, kalau lah Al-Zaytun sumbernya radikalisme, maka berani saya pastikan, tokoh-tokoh lintas agama yang bukan muslim pulang tidak selamat, sudah pasti,” katanya.
5. Pablo Benua Serang Balik MUI
Pablo Benua juga menyampaikan pendapatnya tentang Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kerap berkomentar miring dan suka mengharam-haramkan.
“Yang membuat sedikit menyesal dan sedih, ada satu lembaga di Indonesia, sudah di pesan-pesan wali santri, jangan sebut merek, padahal mulut saya gatel. Ada satu lembaga, saya akan coba inisial, Depannya M belakangnya I tengahnya U,” kata Pablo.
Dia sebut bahwa MUI membuat opini tentang kesesatan di Ponpres Al-Zaytun. Selain itu mengeluarkan pernyataan haram.
“Tapi lucunya, coba buka di google, tulis fatwa MUI yang kontroversial, bagaimana BPJS dikatakan haram, hak kekayaan intelektual melanggar HAKI haram, infotaiment haram, segala sesuatu diharamkan,” katanya.
Kata Pablo, hal tersebut sebenarnya tidak diatur detail dalam Alquran, lalu kenapa MUI justru berani mengatakan beberapa contoh tadi adalah haram.
“Menurut saya itu tidak diatur dalam Alquran secara detail, tapi MUI melakukan itu. Berani langsung tunjuk hidung, mengatakan infotaimen itu haram,” katanya.
“Menurut saya agak rada-rada nyeleneh, tapi saya tidak akan berpikir suudzon, saya anggap, apa yang keluar dari MUI itu adalah pendapat, maka kita sebagai sesama muslim kita hargai pendapatnya dia, kita harapkan, MUI juga melakukan hal yang sama,” katanya lagi.
6. Pablo Tegaskan Pasang Badan untuk Panji Gumilang
Disampaikan Pablo, saat ada pendapat yang keluar dari Panji Gumilang, harusnya juga dihargai. Karena perbedaan ini yang membuat bangsa Indonesia indah.
“Ketika ada pendapat yang keluar dari Panji Gumilang, maka kita harus hargai itu. Karena perbedaan itu yang membuat bangsa kita indah. Kalau kita sama, apa maknanya. Tapi coba kita lihat di sini, ada yang dari lintas agama, ada yang Kristen, Islam, Hindu, Budha, dan sebagainya, tapi kita hari ini bisa bersatu, menunjukan bahwa kita ini Indonesia,” katanya.
“Jadi seandainya orang-orang di luaran sana masih mencerca saya, membela Al Zaytun, membela Panji Gumilang, saya tekankan, saya pasang badan untuk Syekh Panji Gumilang dan Al-Zaytun,” katanya lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"