KONTEKS.CO.ID – Banyak penonton pertandingan sepak bola yang menjadi korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Gas air mata yang ditembakkan petugas ke arah penonton menyebabkan korban jiwa berjatuhan.
Tak hanya korban jiwa, para suporter Arema FC itu juga banyak yang matanya merah hingga seminggu lebih akibat gas air mata tersebut.
Sebuah unggahan dari akun Twitter @EdanBolaRCBFM yang menunjukkan penampakan mata merah orang yang disebut sebagai korban tragedi Kanjuruhan viral.
Dia menyebut, korban tersebut mengalami mata merah akibat penembakan gas air mata pasca laga Arema FC dengan Persebaya Surabaya, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 1 Oktober malam silam.
“Sudah seminggu, seperti inilah kondisi saat ini beberapa korban #TragediKanjuruhan,” tulisnya, dikutip Senin 10 Oktober 2022.
“Pendarahan dalam mata, sesak, batuk-batuk, cidera hingga ada korban yang Retina matanya sampai detik ini tak ada warna putihnya. TGIPF: Semua gara-gara gas air mata,” tulisnya disertai tanda pagar #USUTTUNTAS
Akun Twitter @nataliamwijanto mengunggah tulisan mengenai korban gas air mata di Kanjuruhan, pada Minggu 9 Oktober 2022, yang ditulis berdasar sumber SOS (Save Our Soccer).
“Sabtu, 8 Oktober 2022, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengunjungi sejumlah korban luka #TragediKanjuruhan baik berat, sedang, dan ringan,” tulisnya.
Korban pertama yang dikunjungi bernama Fabianca Cheendy Nisa (14) yang mengalami pendarahan dalam mata, sesak nafas dan batuk-batuk.
“Retina matanya sampai detik ini tidak ada warna putihnya,” ujarnya.
Lalu, korban lainnya dua bersaudara, Rafi Atta Dzia’ul Hamdi (14) dan kakaknya Yuspita Nuraini (25).
“Sang adik mengalami pendarahan dalam mata dan kakaknya sampai detik ini dan sesak nafas,” katanya.
M Iqbal (16), korban lainnya mengalami pendarahan dalam mata serta luka-luka di kaki dan pinggang akibat terinjak-injak.
“Sementara Ahmad Afiq Aqli asal Jember masih dirawat dengan mata merah, kaki dan tangan patah. Semua gara-gara gas air mata,” ujarnya.
Hingga kini, lanjut unggahan @nataliamwijanto, total korban 705 orang terdiri dari korban meninggal dunia 130 orang, luka 575 orang.
“Korban luka terbagi ke dalam tiga kategori, luka ringan sebanyak 5067 orang, luka sedang 45 orang, dan luka berat sebanyak 23 orang. Sementara korban yang masih menjalani rawat inap 36 orang,” kata dia.
Para korban luka harus menjalani perawatan intensif. Bukan cuma soal luka jasmani, tapi juga luka rohani. Trauma healing menjadi salah satu yang menghantui.
“Karena itu, pihak-pihak terkait harus memberikan perhatian khusus. Karena mereka korban hidup pastinya akan mengalami guncangan psikologis yang perlu pendampingan agar bisa menjalani hidup dengan normal,” tutupnya mengakhiri dengan tanda pagar #salamsatuduka #salamsatujiwa
Melansir laman CDC AS, dalam paparan jangka panjang atau paparan gas air mata dosis besar, terutama di tempat tertutup, dapat menyebabkan efek parah.
Berikut efek samping fatal gas air mata:
- Kebutaan
- Glaukoma (kondisi mata serius yang dapat menyebabkan kebutaan)
- Kematian segera karena luka bakar kimia parah di tenggorokan dan paru-paru.
- Kegagalan pernapasan yang mungkin mengakibatkan kematian
Sementara itu, efek kesehatan jangka panjang dari paparan gas air mata bisa menyebabkan masalah mata, jaringan parut, glaukoma, dan katarak. Juga dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma.
Gas air mata adalah senyawa kimia yang menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.
Sejumlah senyawa yang berbeda dianggap sebagai gas air mata. Senyawa yang paling umum dikenal sebagai chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS).
Contoh lain termasuk chloropicrin (PS), yang juga digunakan sebagai fumigan (yaitu, zat yang menggunakan asap untuk mendisinfeksi suatu area); bromobenzilsianida (CA); dibenzoxazepine (CR); dan kombinasi berbagai gas air mata.
Di mana gas air mata ditemukan dan bagaimana mereka digunakan? Gas air mata digunakan oleh aparat penegak hukum untuk pengendalian massa dan oleh individu dan masyarakat umum untuk perlindungan pribadi (misalnya, semprotan merica).
Tanda dan gejala langsung dari paparan gas air mata:
Orang yang terpapar agen anti huru hara mungkin mengalami beberapa atau semua gejala berikut segera setelah terpapar:
- Mata: robek berlebihan, terbakar, penglihatan kabur, kemerahan
- Hidung: hidung meler, terbakar, bengkak
- Mulut: terbakar, iritasi, kesulitan menelan air liur
- Paru-paru: dada terasa sesak, batuk, rasa tercekik, sesak nafas (wheezing)
- Kulit: luka bakar, ruam
- Lainnya: mual dan muntah.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"