KONTEKS.CO.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan adanya potensi kenaikan curah hujan mencapai 91 persen hingga 300 persen di wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara pada Oktober 2022.
Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat Rapat Koordinasi Nasional BNPB-BPBD Untuk Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem, Senin 10 Oktober 2022.
“Pulau Jawa, Pulau Bali dan Nusa Tenggara (curah hujan) di atas normal dengan kenaikan rata-rata curah hujan pada kisaran, ini sangat perlu diwaspadai kenaikan curah hujan mencapai 91 persen hingga 300 persen,” kata Dwikorita Karnawati.
Dwikorita mengimbau agar masyarakat waspada dan siaga menghadapi hal tersebut. Kata dia, secara umum curah hujan di Indonesia berada pada kategori menengah hingga tinggi dengan sifat hujan di atas normal mendominasi sekitar 69,45 persen wilayah Indonesia.
“Jadi di bulan Oktober ini sebagian besar hampir 70 persen dari wilayah Indonesia akan mengalami hujan di atas normal, meskipun belum puncaknya,” ujarnya.
Dwikorita merinci, wilayah yang mengalami musim hujan dengan sifat di atas normal adalah sebagian selatan Pulau Sumatra serta Kepulauan Riau. Di wilayah itu kenaikan curah hujan rata-rata 21 hingga 100 persen.
“Lalu, bagian tengah dan selatan Pulau Kalimantan, kenaikan rata-rata sebesar 11 persen hingga 138 persen dari normalnya. Kemudian seluruh Pulau Sulawesi, Maluku Utara, Maluku yang berkisar antara 81 persen hingga 150 persen dari normalnya,” jelasnya.
“Kemudian pada sebagian wilayah Papua Barat, serta bagian selatan Papua kenaikan rata-rata berkisar antara 42 persen hingga 87 persen. Karena untuk menjadi banjir itu tidak membutuhkan intensitas hujan yang tinggi, intensitas hujan yang normal pun bisa mengakibatkan banjir,” ujarnya.
Dwikorita mengingatkan perlu kesiapsiagaan seluruh stakeholder khususnya Badan Pusat Bencana Daerah (BPBD) juga pemerintah daerah karena hampir sebagian besar wilayah Indonesia pada Oktober ini curah hujannya mencapai lebih dari 100 persen, bahkan yang ada mencapai 300 persen.
“Padahal selama kemarau tanah itu sudah mulai jenuh karena kemarau nya kemarau basah. Jadi ini perlu persiapan yang lebih serius ya tentang potensi banjir dan juga longsor,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"