KONTEKS.CO.ID – Calon presiden PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memohon pamit sebagai pemimpin daerah saat menjadi inspektur upacara HUT Kemerdekaan RI di Lapangan Pancasila (Simpanglima) Kota Semarang, Kamis, 17 Agustus 2023.
Pada momen ini, Ganjar Pranowo pamit karena pada 5 September 2023 nanti, dirinya sudah memasuki purnatugas sebagai gubernur Jawa Tengah.
Disampaikan Ganjar Pranowo, bahwa semua yang ada di dunia memiliki waktu yang terbatas. Begitu juga dengan masa jabatan dirinya yang telah dia jalani berasama Mas Wagub Taj Yasin Maimoen. Karena itu, dalam waktu yang terbatas ini, setiap tugas yang dijalankan harus mewujudkan impian-impian yang terbaik.
“Prinsip ini tidak pernah berubah sepanjang masa. Barang siapa memiliki impian besar, ia harus sanggup bekerja keras, memiliki ketekunan, daya tahan, dan kesabaran untuk mewujudkan mimpi itu, dan mengatasi hambatan-hambatan yang menghadangnya sepanjang jalan,” kata Ganjar saat menyampaikan amanatnya.
Ganjar menambahkan, kedatangannya bersama istri, sekaligus bertemua dengan masyarakat Jawa Tengah, mengetuk hati, menghaturkan permohonan maaf, atas semua yang telah dilakukan selama memimpin provinsi ini.
“Ingin rasanya saya mendatangi panjenengan satu persatu, menjabat tangan lalu memeluk erat panjenengan. Dan saya akan mengucap, kula temen-temen tresna kalih panjenengan. Saya benar-benar mencintai panjenengan, sebagai warga maupun sebagai saudara. Terima kasih. Semoga persaudaraan erat kita ini jadi pemicu perdamaian dan kemajuan di seluruh Indonesia, di seluruh penjuru Nusantara,” kata Ganjar.
Ganjar Sampaikan Capaian Jawa Tengah
Dalam kesempatan yang singkat ini, Ganjar Pranowo juga menyampaikan sejumlah capaian saat memimpin Jawa Tengah. Mulai dengan menurunkan kemiskinan di Jateng yang mencapai 1 juta jiwa lebih.
Ganjar menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada masyarakat dan petani, sehingga Jateng menjadi daerah lumbung pangan Indonesia.
Kemudian juga buruh pabrik yang tetap menjaga situasi di Jawa Tengah selalu kondusif, dan berhasil menarik ratusan triliun rupiah investasi dalam sepuluh tahun terakhir.
Rasa terima kasih yang mendalam juga disampaikan kepada para guru, romo, kiai, dan seluruh pemuka agama. Berkat kesalehan dan intelektualitas mereka, indeks pembangunan manusia serta kebahagiaan warga Jawa Tengah terus meningkat.
Juga kepada para nelayan, pengusaha, karyawan, maupun pedagang, Ganjar berucap terima kasih telah bekerja sebaik-baiknya.
Begitu juga para pekerja profesional, PNS maupun pejabat pemerintahan, yang telah melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, yang telah mereformasi pandangan dan cara kerjanya. Memberikan pelayanan terbaik yang cepat, mudah, dan murah kepada masyarakat.
“Bagaimana jadinya jembatan timbang saat ini jika tidak ada reformasi besar-besaran, setelah dibongkar praktik pungli di sana. Mungkin lingkungan Samsat tidak akan pernah terlepas dari jerat praktik pungli, jika para pegawainya tidak melakukan perbaikan setelah kita lakukan sidak di sana,” katanya.
Begitu pula di ranah pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya, tambahnya, semua tatanannya akan ambyar jika pegawainya tidak berintegritas. Karena apapun sektornya, berapapun fasilitas yang tersedia, penunjang kemajuan yang paling utama adalah integritas pegawai yang mengurus.
Cara Ganjar Mensyukuri Kemerdekaan
Itulah cara terbaik untuk mensyukuri kemerdekaan. Menjadikan nikmat besar kemerdekaan sebagai stimulan pembangunan negara. Mulai dari pembangunan infrastruktur perekonomian, pembangunan infrastruktur kesehatan, pendidikan, sosial sampai infrastruktur digital bisa mendekati posisi ideal.
“Dari seluruh pembangunan infrastruktur itu, barulah orientasi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya akan kita wujudkan. Maka seluruh potensi peningkatan perekonomian rakyat harus kita optimalkan,” katanya.
Ganjar menyampaikan rasa syukur, dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pejuang. Dari mereka tahu, kehormatan memang harus diperjuangkan. Walau air mata, darah, bahkan nyawa dikorbankan. Maka mesti bersumpah, untuk mengubah segala duka lara mereka, menjadi kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kita tahu, cita-cita kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan. persatuan, kebersamaan, kemakmuran, kemajuan, penguasaan ilmu pengetahuan, penghormatan sesama warga dunia adalah impian kemerdekaan para pejuang. Tapi tentu kita sadar, untuk mewujudkan impian itu dan menjadikannya berkah di bumi Nusantara, bukanlah perkara gampang. Dia juga tidak bisa diupayakan oleh satu golongan apalagi satu orang,” ujarnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"