KONTEKS.CO.ID – Tim SAR gabungan masih melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap 18 orang pendaki yang hingga belum diketahui kondisi dan keberadaannya paca erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat.
Disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Wasito dalam keterangan resmi pada Selasa, 5 Desember 2023, ada sebanyak 75 pendaki yang terjebak saat erupsi terjadi.
Sebanyak 40 pendaki berhasil turun dan dipastikan telah kembali ke rumah masing-masing. Sebanyak 12 orang lainnya mengalami luka-luka dan saat ini masih dalam perawatan intensif di RSUD dr. Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Hingga siang tadi tercatat ada 13 orang pendaki yang meninggal dunia. Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah berhasil mengidentifikasi korban meninggal dunia sebanyak 5 orang. Delapan korban meninggal belum diketahui identitasnya. Sementara 18 orang lainnya masih dalam pencarian dan pertolongan.
“Yang sudah berhasil teridentifikasi 5 orang. Semuanya sudah diserahkan kepada keluarga. Untuk 18 pendaki yang belum turun, ini tetap kita upayakan terus untuk pencarian, sambil kita juga terus melihat kondisi di lapangan,” ujar Bambang.
Hingga hari ini, Gunung Marapi yang berketinggian 2.891 mdpl ini masih mengalami erupsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi terakhir terekam di seismograf pada pada pukul 06.24 WIB, dengan amplitudo maksimum 25.2 mm dan durasi 80 detik.
Hujan abu vulkanik Gunung Marapi masih terjadi pada beberapa wilayah di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat. Pemkab setempat mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas luar rumah.
Pemkab Agam menyebutkan wilayah yang masih terdampak hujan abu vulkanik di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Ampek Angkek, dan Kecamatan Malalak.
“Sampai hari ini masih ada hujan abu, hanya hujan abu, kerikilnya sudah tidak ada,” jelas Bambang.
Meski terdampak hujan abu vulkanik, warga yang berada di 4 kecamatan paling terdampak tersebut masih belum ada yang mengungsi. Namun, terkait hal tersebut Bambang mengatakan Pemkab Agam terus mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Apabila akan melakukan aktivitas, maka warga diimbau untuk terus menggunakan masker agar tidak berdampak pada kondisi kesehatan. Pemkab Agam didukung Pemerintah Provinsi Sumatra Barat juga telah mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan apabila ada warga yang kesehatannya terdampak akibat aktivitas vulkanik Gunung Marapi.
Pusat kesehatan tersebut disiagakan pada puskesmas-puskesmas sekitar dan satu pusat kesehatan yang berdekatan dengan pos komando (posko) penanganan darurat Erupsi Gunung Marapi. Posko ini berada di Kantor Walinagari Batupalano, Kecamatan Sungai Pua.
Selain itu, mengingat level aktivitas vulkanik Gunung Api Marapi yang masih berada pada level II atau waspada, warga juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak kawah.
“Warga yang mengungsi sampai saat ini alhamdulillah masih nihil. Namun, Pemerintah Kabuten Agam telah mengaktifkan dan menyiagakan pusat kesehatan di puskesmas-puskesmas dan satu yang berdekatan dengan posko penanganan darurat di Kantor Walinagari Batupalano selama 24 jam,” ujar Bambang.
Personel gabungan yang berjumlah 300 orang masih melakukan pencarian terhadap seluruh korban yang nyatakan hilang. Mereka terdiri dari unsur BPBD Provinsi Sumatera Barat, BPBD Kabupaten Agam, BPBD Kabupaten Tanah Datar, BPBD Kabupaten Padang Pariaman, BPBD Kota Padang Panjang, BPBD Kota Bukittinggi, BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota, BPBD Kota Sawahlunto, Basarnas, TNI/Polri, PMI, Tagana, relawan masyarakat, dan mahasiswa penggiat alam atau mapala di Sumatra Barat.
Selain melakukan pencarian dan pertolongan, personel bergabung juga melakukan pendampingan warga, dan pemantauan aktivitas Gunung Api Marapi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"