KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, Jawa Barat, menetapkan status tanggap darurat usai gempa di wilayah tersebut.
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, penetapan status tanggap darurat usai gempa tersebut untuk memudahkan penanganan.
“Termasuk hari ini kami sudah menetapkan Kabupaten Sumedang dalam keadaan tanggap darurat bencana dan ini akan memudahkan untuk penanganan,” ujar Herman menukil Antara, Selasa 2 Januari 2024.
Status tanggap darurat bencana akibat gempa selama tujuh hari mulai 1 hingga 7 Januari 2024.
Kata Herman, keputusan ini akan membuat pemerintah daerah lebih fokus terhadap penanganan masyarakat yang terdampak oleh bencana tersebut.
“Ini akan lebih memudahkan penanganan termasuk anggaran pendukung untuk membantu warga masyarakat yang terkena bencana,” ucapnya.
Terkini, gempa dengan magnitudo 4,8, pada 31 Desember 2023 di pusat Kota Sumedang tersebut menyebabkan tiga orang terluka ringan.
Selain itu, sebanyak 248 rumah warga rusak ringan hingga berat akibat gempa.
Gempa berlangsung pada pukul 20.35 WIB itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Namun masyarakat tetap waspada guna mengurangi risiko kebencanaan.
“Kepada warga masyarakat, Kabupaten Sumedang saat ini dalam keadaan aman dan terkendali, tetapi mohon untuk waspada,” ujarnya.
“Karena dalam waktu yang bersamaan kita pun dihadapkan dengan potensi bencana banjir dan longsor,” imbuhnya.
Gempa Susulan
Gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 4,5 kembali mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Senin malam, 1 Januari 2024 dan tak berpotensi tsunami.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa bumi di Sumedang ini terjadi pada pukul 20.46 WIB.
Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa Sumedang ini berada pada Lintang 6.82 Lintang Selatan dan Bujur 107.92 Bujur Timur. Pusat gempa berada sekitar 4 kilometer utara Kabupaten Sumedang.
Gempa bumi terasa hingga kawasan Rancakalong, Jatinangor, Bandung, Jawa Barat. Kemudian Cirebon, Garut, hingga Subang, Jawa Barat.
Sementara, berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), gempa bumi akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi-Tanjungsari.
Sesar Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri. Sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut.
Lalu hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"