KONTEKS.CO.ID – Dunia konservasi sedang berduka, seekor gajah sumatera bernama Rahman mati beberapa saat usai mendapat pertolongan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Mengutip pernyataan resmi Taman Nasional Tesso Nilo, gajah sumatera bernama Rahman itu mati pada Rabu, 10 Januari 2024 pukul 15:55 WIB.
“Telah mati seekor Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) bernama Rahman di camp Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubuk Kembang Bunga Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kab. Pelalawan, Provinsi Riau pada Rabu, tanggal 10 Januari tahun 2024 pukul 15.55 WIB,” ungkap Instagram TNTN.
Kronologi Matinya Gajah Rahman
Peristiwa ini berawal pada Rabu, 10 Januari 2024 pukul 08:30 WIB saat Jumaidi, mahout gajah Rahman yang rutin menjemputnya dari kawasan hutan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Namun, tidak seperti biasanya gajah Rahman tidak merespons panggilan mahout yang hendak memberinya makanan.
Ketika sang mahout melihat lebih dekat, ternyata Rahman kondisinya sudah tergeletak lemas.
Selain itu, gading gajah sebelah kiri sudah hilang akibat terpotong oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Mahout segera berkoordinasi dengan Kepala SPTN Wilayah I LKB dan dokter hewan BBKSDA Riau untuk melakukan penanganan awal gajah tersebut.
Berbagai upaya menyelamatkan gajah Rahman sesuai dengan panduan serta rekomendasi dari dokter hewan BBKSDA Riau.
Seperti memberikan obat pencahar berupa norit melalui mulut menggunakan selang dan memberikan susu melalui mulut dengan menggunakan selang.
Selain itu, upaya pertolongan juga dilakukan dengan mencuci anus serta memberikan asupan berupa gula cair melalui mulut dengan selang.
Namun sayang, Rahman tidak tertolong dan mati pada pukul 15:55 WIB di hari yang sama.
“Kematian disebabkan oleh perburuan gading Gajah Sumatera,” papar akun @btn_tessonilo.
Mati Keracunan
Setelah mati, tim medis kemudian melakukan tindakan nekropsi (pembedahan) pada gajah Rahman.
Hasil nekropsi menunjukkan bahwa gading pada sisi kiri hilang karena dipotong menggunakan benda tajam hingga ke pangkal gading.
Temuan lain dari tim medis yaitu sejumlah organ pencernaan dan organ dalam berwana pucat.
Hal yang mengejutkan yaitu ditemukannya sisa buah pepaya serta serpihan serbuk hitam yang diduga racun.
“Hasil diagnosa Dokter hewan dan tim medis penyebab kematian gajah Rahman diduga karena KERACUNAN,” terang akun tersebut.
Tindakan ini dilakukan hingga pukul 02:00 WIB pada Kamis, 11 Januari 2024 dan kemudian tubuh gajah yang diperkirakan berumur sekitar 46 tahun tersebut dikuburkan.
Kesedihan Menyelimuti TN Tesso Nilo
Gajah Rahman merupakan gajah sumatera jantan yang pertama kali ditemukan pada tahun 1995 di Pulau Gadang.
Kemudian, gajah ini dipindahkan dan dilatih di Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo sebagai garda terdepan guna memitigasi konflik satwa di kawasan tersebut.
“Kematian Gajah Rahman menjadi pukulan berat dan kesedihan mendalam bagi Taman Nasional Tesso Nilo,” ungkapnya.
Setelah berkurangnya satu gajah ini, kini gajah binaan Flying Squad Taman Nasional Tesso Nilo hanya tinggal sembilan ekor.
Gajah sumatera merupakan salah satu spesies mamalia yang dilindungi. Perlindungan gajah ini diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
Selanjutnya, penyelidikan lebih mendalam sedang dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Selamat jalan kapten kami… Gajah Rahman… Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas kebaikanmu selama ini, menjaga dan membantu kami di sini. Semoga kami segera dapat mengungkap dalang kematianmu,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"