KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 33.535 warga Bawean dan Gresik masih mengungsi akibat gempa bumi M5,9 dan M6,5 yang terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024.
Pengungsian pada kelompok dewasa mencapai 18.531 jiwa, anak-anak 10.109 dan lansia mencapai 4.895 orang. Lebih dari 774 rumah warga rusak berat akibat guncangan gempa di Laut Jawa ini. Sementara 1.332 rumah mengalami kerusakan sedang dan 2.573 rusak ringan.
Dari total jumlah tersebut, kerusakan terbesar berada di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Kerusakan lain terjadi di Kabupaten Tuban, Lamongan, Sidorajo, Pamekasan dan Kota Surabaya.
Selain bangunan tempat tinggal, bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, seperti tempat ibadah, sekolah, kantor dan rumah sakit.
Sebanyak 183 tempat ibadah rusak, 91 sekolah, 24 kantor dan lima rumah sakit juga alami kerusakan. Kerusakan terbesar untuk fasilitas publik tersebut berada di Kabupaten Gresik.
“Rinciannya tempat ibadah 181 unit, sekolah 88, kantor 19 dan rumah sakit 1. BPBD masih melakukan asesmen tingkat kerusakan pada fasilitas tersebut,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, seperti dikutip pada Selasa, 26 Maret 2024.
Sementara dari total jumlah pengungsian, sebaran warga mengungsi di Kabupaten Gresik berada di Kecamatan Tambak, dengan rincian dewasa 9.131 jiwa, anak-anak 7.060 dan lansia 2.454.
Sedangkan di Kecamatan Sangkapura dewasa 9.400 jiwa, anak-anak 3.049 jiwa dan lansia 2.451.
BPBD kabupaten, kota dan Provinsi Jatim yang didukung berbagai pihak melakukan upaya penanganan darurat sejak dini.
Para pemangku kepentingan yang membantu pemerintah daerah antara lain dari BNPB, Basarnas, BMKG, TNI, Polri, organisasi perangkat daerah di lingkungan kabupaten dan provinsi.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Jatim dan Kabupaten Gresik telah mendirikan tenda keluarga, di antaranya Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.
Di samping itu, personel TRC juga melakukan asesmen dampak dan kebutuhan di lokasi terdampak. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim menyampaikan asesmen bertujuan untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan penanganan darurat.
Seperti diketahui gempa M5,9 mengguncang Tuban, dan pusat gempa berada di laut 132 km timur laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Selanjutnya gempa M6,5 terjadi pada 15.52 WIB di hari yang sama. Pusat gempa berada di laut 130 km timur laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Menurut pantauan BPBD Provinsi Jatim, gempa susulan atau aftershock terekam hingga 256 kali hingga Senin pagi.
Pulau Bawean Paling Terdampak
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencan (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, telah meninjau Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Minggu, 24 Maret 2024.
Pulau Bawean merupakan salah satu wilayah terdampak paling parah akibat gempa dari beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.
“Dengan adanya gempa ini kami semua turut prihatin, kita tidak membedakan, walaupun Pulau Bawean sedikit jauh namun tidak ada alasan, pada kesempatan pertama kita harus datang,” kata Suharyanto.
Pada kesempatan ini Suharyanto juga memberikan bantuan secara simbolis kepada para warga yang terdampak gempa, yaitu berupa kebutuhan dasar dan akan terus dikirimkan lagi jika masih dibutuhkan.
“Kami datang membawa bantuan macam-macam, ada makanan, tempat tidur, tenda, selimut, genset, pakaian wanita, pampers, dan alat pembersih nanti disiapkan semua,” tutur Suharyanto.
“Jangan khawatir, semuanya akan dapat bantuan, karena Pulau Bawean ini jauh, bukan barangnya yang tidak ada, tapi karena angkutannya,” ujarnya.
Para warga dipersilakan mengungsi dengan tenda – tenda yang telah disiapkan.
“Boleh saja satu dua hari ini tinggal di pengungsian, tenda-tenda darurat akan diganti yang lebih bagus,” ungkap Suharyanto.
Selain bantuan tersebut, BNPB juga akan memberikan bantuan dana perbaikan rumah yang alami kerusakan akibat gempa ini.
“Pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten semua bersatu padu. Pemerintah pusat nanti untuk yang rusak berat rumahnya ambruk akan dapat penggantian 60 juta, rusak sedang juga dapat bantuan 30 juta, rusak ringan juga dapaat bantuan 15 juta,” jelas Suharyanto.
“Yang masih punya tabungan daripada nunggu, diperbaiki sendiri boleh, nanti bisa direimburse pemerintah, hak penggantianya tidak akan hilang,” ujarnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"