KONTEKS.CO.ID – Tokoh Organisasi Papua Merdeka Filep Karma ditemukan tewas di Pantai Bse G, Jayapura, pada Selasa 1 November 2022 sekitar pukul 07.00 WIT.
Diketahui, Organisasi Papua Merdeka (OPM) kerap melancarkan aksinya di Bumi Cenderawasih untuk menarik perhatian dunia dalam pergelaran KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022 mendatang.
Para teroris Papua selalu melihat momentum dalam melancarkan aksinya di Bumi Cenderawasih. Bahkan, kontak senjata antara OPM dan TNI kerap terjadi belakangan ini.
Kapolresta Jayapura, Kombes Victor Mackbon mengatakan, jenazah Filep Karma sudah dievakuasi ke RSUD Jayapura.
Pihaknya, kata Victor, sedang berkoordinasi dengan keluarga agar jasad Filep Karma dapat diautopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Kami berharap keluarga mengizinkan untuk dilakukan otopsi sehingga diketahui penyebab kematian korban,” kata Vicktor.
Penyidik juga meminta keterangan dari saksi yang menemukan jasad Filep Karma sedang jalan pagi di pinggir pantai Base G.
Pihaknya, kata Victor, belum mengetahui penyebab meninggalnya korban.
“Anggota masih mendalami kasus tersebut,” ujarnya.
Almarhum Filep Karma merupakan salah satu tokoh OPM yang disebut memanfaatkan momentum G20 untuk mencari perhatian dunia.
Menko Polhukam, Mahfud MD menyebut dalam momentum itu juga, Presiden Joko Widodo turut hadir dan bertemu dengan pemimpin negara negara lain.
“Kesan kami OPM itu selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian luar negeri. Saat ini Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20. Nah OPM memanfaatkan momentum itu,” kata Mahfud kepada wartawan, Senin kemarin 1 November 2022.
Padahal, kata Mahfud, lembaga-lembaga internasional yang resmi justru tak pernah mengagendakan untuk membahas separatisme Papua.
Manfud menilai, negara-negara lain juga melihat Papua sedang mengalami masalah seperti di daerah lain pada umumnya.
“Dunia internasional melihat Papua seperti melihat daerah-daerah lain misalnya masalah penyelamatan lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat, bukan soal disintegrasi,” ucapnya.
Mahfud mengaku dirinya terus mengikuti perkembangan situasi di Papua. Ia menyebut, pihaknya telah meminta POLRI/TNI melakukan tindakan terukur agar masyarakat sipil tidak terjadi korban.
Ia mengklaim, POLRI/TNI sudah berhati-hati. Namun, kata Mahfud, OPM.selalu menyerang dari belakang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"