KONTEKS.CO.ID – Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara membuat suasana mencekam, Selasa 30 April 2024.
Ketua pos Pemantau Gunung Api (PGA) Gunung Ruang Yulius Ramopolii mengatakan terasa gemuruh kencang imbas erupsi Gunung Ruang kali ini.
Menurut Yulius, erupsi Gunung Ruang menyebabkan hujan batu hingga membuat suasana mencekam.
“Hujan batu di pos, gempa terasa dari erupsi, mati listrik karena dimatikan oleh PLN. Suasana mencekam, seismik BPPTKG di pulau off dan suara masih gemuruh terdengar disertai kaca gemetar,” ungkap Yulius.
Saat ini, kata dia, Gunung Ruang berada pada Status Level IV (Awas), masyarakat di sekitar Gunung ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
Masyarakat yang bermukim pada wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.
Status Naik ke Level Awas
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status Gunung Ruang ke level IV atau Awas.
Sementara, masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar.
Kemudian, luruhan awan panas (surge) dan tsunami akibat material erupsi yang masuk ke laut dan runtuhnya tubuh gunungapi ke laut.
“Masyarakat diimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan,” kata Yulius.
Sebelumnya, laporan PVMBG menyebutkan Gunung Ruang erupsi pukul 02.35 WIB.
Terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 600 detik.
Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.
“Tingkat aktivitas Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, dinaikkan dari level III (Siaga) ke level IV (Awas),” tulis keterangan PVMBG via akun X.
Dengan kembali naiknya status tersebut, PVMBG mengimbau masyarakat menjauh dari radius 6 km dari pusat kawah aktif Gunung ruang.
Masyarakat yang bermukim di Pulau Tagulandang yang masuk radius 6 km untuk segera dievakuasi ke tempat aman.
“Masyarakat di Pulau Tagulandang khususnya yang bermukim dekat pantau, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijat, luruhan awan panas dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut,” tulis PVMBG.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"