KONTEKS.CO.ID – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar bangunan sekolah Dasar Negeri (SDN) Distrik Okbab, Kampung Borban, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pembakaran bangunan sekolah oleh KKB itu terjadi pada Sabtu 13 Juli 2024 sekitar pukul 11.30 WIT.
Para anggota KKB itu kemudian melarikan diri usai membakar sekolah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz 2024, Brigjen Pol Faizal Ramadhani menduga, para pelaku anggota KKB yakni Memokon, Jender Siktaop Alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini, di mana KKB membakar fasilitas pendidikan yang menjadi tempat masyarakat menimba ilmu. Tindakan ini tidak hanya merugikan anak-anak dan para guru, tetapi juga merusak masa depan generasi muda kita,” ujar Brigjen Faizal, Senin 15 Juli 2024.
Menurut Faizal, tindakan pembakaran sekolah ini mencerminkan kejahatan luar biasa yang harus ditindak tegas.
Aparat keamanan, kata dia, akan terus melakukan upaya maksimal untuk menangkap dan menghukum para pelaku kejahatan ini.
“Kami tidak akan tinggal diam. Penegakan hukum secara tegas akan terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah ini,” katanya.
Tingkatkan Patroli
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Bayu Suseno mengecam keras tindakan KKB tersebut.
“Kami mengecam dan menyayangkan kejadian ini. Tindakan pembakaran sekolah oleh KKB adalah aksi yang sangat tidak berperikemanusiaan dan tidak dapat ditoleransi,” tegasnya.
“Aparat Gabungan TNI-Polri dan Satgas Ops Damai Cartenz-2024 akan melakukan penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku kejahatan ini,” sambungnya.
Kata Bayu, apa yang KKB lakukan tidak hanya merugikan sektor pendidikan. Tapi juga mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat setempat.
“Sekolah adalah tempat di mana anak-anak seharusnya merasa aman dan nyaman untuk belajar. Tindakan ini sangat merugikan masyarakat, terutama anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan dengan baik,” ujarnya.
Bayu menyatakan, pihaknya akan meningkatkan patroli dan pengawasan di daerah rawan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Kami tidak akan membiarkan tindakan keji seperti ini menghancurkan semangat belajar anak-anak Papua,” pungkasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"