KONTEKS.CO.ID – Gunung Semeru erupsi kembali. Gunung api aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, itu terpantau beberapa kali erupsi.
Ketinggian letusannya mencapai hingga 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak. “Gunung Semeru erupsi pukul 06.20 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut,” kata Ghufron Alwi, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam keterangan resminya, Rabu 2 Oktober 2024.
Ghufron Alwi menjelaskan, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik.
Kemudian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada pukul 07.24 WIB. Kali ini dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 mdpl).
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik,” papar Ghufron Alwi.
Merujuk catatan petugas, aktivitas Gunung Semeru pada Rabu sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB mengalami erupsi sembilan kali. Sebagian besar visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.
Level Status Gunung Semeru yang Kembali Erupsi
Sekadar informasi, Gunung Semeru masih berstatus Waspada. Karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi.
Rekomendasinya adalah masyarakat terlarang beraktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 (delapan) kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Selain itu, di luar jarak itu masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Alasannya, berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” sarannya.
Masyarakat sekitar juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Khususnya sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"