KONTEKS.CO.ID – Kerusuhan karyawan PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebabkan 2 orang tewas.
Pihak kepolisian kemudian menahan 70 orang dalam kerusuhan di PT GNI di Morowali Utara itu.
Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkasson Hehi mengecam keras kerusuhan di PT GNI tersebut.
“Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain,” ujar Delis, menukil Antara, Senin 16 Januari 2023.
Pihaknya, kata Delis, menyerahkan sepenuhnya ke kepolisian untuk menangani secara hukum para perusuh.
Hal itu agar kondisi dapat segera dipulihkan yang selama ini berjalan kondusif agar industri kembali berjalan normal.
Delis menduga, kerusuhan dipicu oleh provokator dari luar kepentingan kesejahteraan karyawan dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.
“Kami tidak ingin suasana tenteram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator,” ujarnya.
“Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Di sisi lain, Delis juga membantah isu-isu yang disebarkan para provokator bahwa kerusuhan yang ditandai perusakan, pembakaran dan penjarahan tersebut dipicu oleh penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).
“Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok,” ucapnya.
“Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan perusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI,” kata dia.
Untuk memulihkan situasi, Delis mengaku telah memerintahkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Morut untuk mengumpulkan ormas-ormas agar memiliki kesatuan pemahaman serta pernyataan yang benar terkait peristiwa ini.
Dia juga meminta Camat Petasia Timur dan para kepala desa mengumpulkan warganya untuk memberikan pengarahan.
Hal itu agar warga tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan oknum-oknum yang ingin merusak persatuan dan kesatuan serta situasi harmonis yang telah terjalin di masyarakat selama ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"