KONTEKS.CO.ID – 11 hari sudah pilot Susi Air disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua.
Kekinian, Polda Papua menyebut sudah membatasi pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya di Nduga.
Hal itu dilakukan untuk mempermudah penyelamatan pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Max Marthin yang ditangkap dan disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya.
Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan, pihaknya terus mendalami jaringan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Dengan demikian diharapkan akses logistik yang dibutuhkan KKB seperti senjata beserta amunisinya dapat diputus.
“Tidak hanya upaya dalam pembebasan pilot yang kami fokuskan, tetapi kami juga berupaya dalam meminimalisir adanya pergerakan KKB,” kata dia, dalam keterangan tertulis, Sabtu 18 Februari 2023.
Mathius menyebut, hal yang paling dibutuhkan KKB dalam melakukan serangkaian teror adalah senjata dan amunisi.
“Oleh karena itu kami akan waspada dan tidak akan kami biarkan hingga lolos ke tangan mereka,” ujarnya.
Di sisi lain, Mathius memastikan upaya penyelamatan pilot yang dilakukan tim gabungan TNI-Polri akan tetap mengedepankan sistem negosiasi.
Pihaknya, lanjutr Mathius, terus memonitor pergerakan KKB Egianus Kogoya dengan menurunkan anggota di lapangan serta menjalin komunikasi dengan para tokoh setempat.
“Melalui para tokoh tersebut yang kami upayakan agar terjalin komunikasi serta negosiasi agar kami dapat mengetahui apa saja yang diinginkan kelompok tersebut dan agar kami selalu mengetahui kondisi serta keadaan Pilot itu sendiri,” terangnya.
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyebarkan foto dan video saat bersama pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).
Dalam foto dan video yang disebarkan KKB, terlihat pilot Susi Air bersama sejumlah orang bersenjata laras panjang. Foto dan video itu telah tersebar di media sosial.
Foto dan video pilot Susi Air bersama KKB itu dibenarkan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. Selengkapnya di sini.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"