KONTEKS.CO.ID – Kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Kamis 23 Februari 2023.
Kerusuhan di Wamena tersebut terjadi lantaran warga terprovokasi dengan adanya isu penculikan anak di wilayah tersebut.
Kerusuhan di Wamena itu menyebabkan 10 orang tewas dan 14 lainnya mengalami luka serius.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, kerusuhan di Wamena itu juga menyebabkan 18 orang personel TNI dan Polri terluka.
“Atas insiden di Wamena, korban luka-luka dari aparat ada 18 orang, yang 16 di antaranya terkena lemparan batu dan 2 orang terkena panah, yakni 1 perwira polisi dan 1 anggota TNI,” ujar Fakhiri kepada wartawan, Jumat 24 Februari 2023.
“Dan ini sudah kita minta untuk segera ditangani,” imbuh Fakhiri.
Fakhiri menyebut, kerusuhan di Wamena itu juga menyebabkan 13 rumah dibakar.
“Jadi 10 korban jiwa ini dua di antaranya merupakan korban dari pada amukan massa perusuh. Lalu delapan orang lainnya merupakan massa perusuh,” jelasnya.
Menurut Fakhiri, kerusuhan pecah berawal dari isu penculikan anak hingga ada provokasi.
“Mulai dari awal korban hoax, lalu ada yang memicu dan memancing untuk terjadi kericuhan di tempat, kemudian nanti kita akan tangani pembakarannya dan juga kita tangani sejumlah korban baik yang meninggal dan korban luka-luka,” ujarnya.
Aktivis Pembela HAM Papua, Theo Hesegem mengungkapkan kerusuhan di Wamena bermula karena warga terprovokasi adanya isu penculikan anak SD di Sinakma, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada Kamis 23 Februari 2023.
Warga yang disebut terduga pelaku diamankan polisi namun massa yang tersulut emosi meminta terduga pelaku dilepaskan untuk dihakimi.
“Mungkin karena keluarga anak tersebut tidak menerima, kalau polisi mengamankan yang di duga pelaku, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara aparat kepolisian dan keluarga anak yang diduga diculik,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"