KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 17 wisatawan asing berasal dari Amerika dan Rusia yang menyampaikan protes soal suara ayam berkokok pada pagi hari di Bali membuat heboh.
Protes belasan turis asing soal suara ayam berkokok di pagi hari itu langsung direspons Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, pihaknya telah mempertemukan pemilik ayam dan pemilik penginapan Anumaya Bay View Jimbaran di Badung, tempat para turis itu tinggal.
Kata Tjok Bagus, dalam pertemuan itu digelar diskusi dan penyampaian hasilnya kepada para wisatawan.
“Wisatawan itu kalau memang dia mau tinggal di tempat kawasan pemukiman, dia harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal,” tegas Tjok Bagus, menukil Antara, Rabu 8 Maret 2023.
“Kalau memang warga di sana memelihara ayam itu biasa, kan bukan sebagai peternak yang besar-besaran,” imbuh Tjok Bagus.
Suara kokok ayam pagi hari, lanjut Tjok Bagus, hal yang biasa terdengar di permukimanan warga di Pulau Dewata.
Menurut Tjok Bagus, protes para turis soal suara ayam berkokok sejak pekan lalu itu menjadi fenomena baru bagi dunia pariwisata Bali.
Padahal, para turis yang menginap di dekat Gedung Fakultas Pertanian Universitas Udayana itu telah menempati tinggal sebelum pandemi.
“Sudah disampaikan ke wisatawannya bahwa kalau di Bali, masyarakat pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung dan kucing. Kalau Anda mau tinggal di tempat lain, silakan di hotel, sudah ditawarkan,” ungkap Tjok Bagus.
Tjok Bagus mengatakan, suara ayam berkokok tersebut berasal dari seberang tempat menginap para turis.
Pemilik tujuh ekor ayam di tempat itu adalah kerabat pemilik penginapan.
“Yang protes, satu orang wisman Amerika, yang Rusia ikut, jadi totalnya 17 WNA yang komplain. Jadi, yang punya akomodasi dan yang punya ayam itu bersaudara,” ujarnya.
“Dia bilang kalau menginap di hotel mahal, sementara itu kos-kosan ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut,” jelas Tjok Bagus.
Berkaca dari hal itu, pemerintah Provinsi Bali akan menata agar pariwisata lebih tertib, termasuk bagi wisatawan untuk memahami kearifan lokal yang ada di Bali.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"