KONTEKS.CO.ID – Praktik menggunakan alamat orang untuk tagihan pajak bukan hanya terjadi di Indonesia. Hal ini juga terjadi di Inggris.
Dylan Davies kaget bukan kepalang. Saat memeriksa kotak posnya pada November tahun lalu. Ada 580 amplop cokelat jatuh ke lantai dan itu semua tagihan pajak.
Enam bulan berikutnya, dia mendapat tagihan pajak untuk 11.000 perusahaan China. Ini dikarenakan para perusahaan itu menggunakan alamat Davies di Cardiff, Inggris untuk penagihan PPN (pejak pertambahan nilai).
“Ini sangat menghebohkan,” kata Davies, yang menerima surat dari HM Revenue & Customs (HMRC) yang menuntut pajak sebesar Rp9,3 miliar.
HMRC mengakui situasi tersebut tidak menimbulkan perongatan di kantor pajak. “Anda akan mengira ada sistem dengan teknologi saat ini yang akan segera mengambilnya,” kata Davies.
Dia memberi tahu polisi dan HMRC, tetapi surat-surat cokelat itu terus berdatangan.
Ketika surat-surat dari agen penagihan utang mulai berdatangan, dia semakin khawatir bahwa petugas pengadilan akan datang “menjatuhkan biaya”. Bakan dengan jumlah uang yang terlibat ditagihan itu berarti hartanya nanti dapat disita.
Dia mengatakan, HRMC baru mulai memperhatikan ketika dia membawa kekhawatirannya ke program konsumen BBC Wales X-Ray.
Kepala HMRC mengakui masalah tersebut dalam sebuah surat kepada komite akun publik Commons.
Sekretaris Tetap, Jim Harra, mengatakan, 2.356 bisnis memiliki utang pajak. Pihaknya telah bertindak untuk mencegah kontak lebih lanjut dengan alamat ini sehubungan dengan utang tersebut.
Harra mengatakan, investigasi sejauh ini tidak menemukan bukti penipuan atau niat penipuan. 70% dari bisnis yang terdaftar ke alamat Davies beroperasi di pasar online. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"