KONTEKS.CO.ID – Pernah mendengar istilah scamming? Scam adalah salah satu jenis kejahatan siber yang patut untuk diwaspadai. Scamming menggunakan berbagai metode penipuan untuk mencari keuntungan, contohnya mencuri uang korban.
Scam adalah sebuah tindakan penipuan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan material atau uang dari orang lain.
Modus penipuan ini dapat terjadi tidak hanya di dunia maya, tapi juga di dunia nyata. Karena semakin banyak orang yang menggunakan media sosial, maka aktivitas scamming menjadi semakin marak.
Salah satu penyebab utama dari scamming adalah karena kecerobohan pengguna media sosial. Misalnya, seorang pengguna yang memposting foto tanpa memperhatikan bahwa nomor teleponnya terlihat jelas, sehingga dapat menjadi sasaran pelaku penipuan.
Tidak hanya itu, scamming juga memiliki banyak jenisnya, antara lain phishing, auction fraud, donation scam, dan threat scam. Phishing adalah salah satu jenis scamming yang paling umum terjadi.
Pelaku akan mengirimkan email palsu yang seolah-olah berasal dari bank atau perusahaan, meminta pengguna untuk memverifikasi akun dengan memasukkan username dan password.
Setelah memperoleh data tersebut, pelaku dapat melakukan transaksi dan menembus akses ke kartu kredit.
Auction fraud adalah jenis scamming dengan modus lelang barang palsu di sebuah website palsu. Dalam kasus ini, scammer akan menyiapkan website mulai dari alamat hingga tampilan yang mirip dengan aslinya untuk menipu korbannya.
Donation scam adalah tindakan penipuan yang memanfaatkan belas kasihan orang lain dengan mengaku sebagai penyintas penyakit atau orang yang membutuhkan suntikan dana.
Sedangkan threat scam adalah jenis scamming di mana pelaku menghubungi korbannya melalui email dan mengaku sebagai orang yang bekerja pada perusahaan tertentu, kemudian meminta korban membayar sejumlah uang sebagai solusi dari masalah yang mereka klaim.
Tidak sulit untuk menghindari aksi penipuan ini, yang terpenting adalah kita harus selalu waspada dan tidak mudah percaya pada orang lain di internet.
Berikut beberapa cara yang dapat membantu Anda dalam menghindari aksi penipuan di dunia maya yang dilansir dari berbagai sumber.
- Jangan membagikan informasi sensitif seperti nomor kartu kredit, tabungan, alamat rumah, KTP, atau ATM terhadap siapapun apalagi bukan kerabat. Kita juga harus hati-hati ketika membagikan informasi sensitif ini pada website yang belum terjamin keamanannya.
- Pastikan sebelum memasukkan informasi sensitif, website yang kita akses sudah memiliki sertifikat SSL yang mengenkripsi semua data terkirim.
- Tidak membagikan kode OTP kepada orang tidak kita kenal karena perusahaan yang asli tidak akan pernah meminta OTP pada pelanggan.
- Atur password yang kuat dan jangan menggunakan password yang mudah orang lain tebak seperti tanggal lahir atau nama keluarga.
- Jangan mudah menuruti perintah dari orang yang tidak kita kenal atau dari nomor telepon baru. Berikan waktu untuk mempertimbangkan sebelum melakukan tindakan yang mereka minta.
Dalam menghadapi aksi penipuan di dunia maya, waspada adalah kunci utama. Dengan mengikuti beberapa cara di atas, semoga Anda bisa menghindari aksi penipuan di dunia maya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"