KONTEKS.CO.ID – Hukum nonton anime Jepang disampaikan ulama ternama Arab Saudi, Syaikh Assim Al Hakeem. Dakwahnya pun viral di media sosial.
Hukum nonton anime Jepang, haram atau makruh, dijelaskan dengan gamblang oleh Syaikh Assim Al Hakeem di akun YouTube, Just a layman *Sh. Assim Al Hakeem*.
Di akun dengan 685.000-an subscribers ini, ulama Arab Saudi tersebut mengeluarkan opininya terkait hukum menonton anime Jepang, semisal Naruto maupun kartun barat lainnya.
Opini itu disampaikan seusai ada seseorang yang mengajukan pertanyaan apa hukumnya dalam Islam menonton anime Naruto.
Dalam ceramahnya, terlihat Syaikh Assim Al Hakeem sangat paham apa itu film kartun Naruto. Dia mengemukakan latar belakang dari ceritanya sampai dengan adegan dari kartun tersebut.
Dikatakannya, Naruto Uzumaki ialah anime Jepang yang sudah ekses sejak 20 tahun lalu dan menceritakan para ninja di Jepang.
Dia menjelaskan, sebagian orang berpendapat menonton anime bukanlah sebuah tindakan yang salah. “Namun para ahli ulama menyebutkan hal itu dilarang,” katanya, dikutip Senin, 15 Mei 2023.
Kenapa dilarang? Larangan itu disebabkan ada banyak konten di anime yang bagi para ulama dianggap keluar dari ajaran Islam.
Cendekiawan itu menyontohkan, dalam anime Naruto banyak hal-hal yang disajikan berhubungan dengan seksualitas.
“Contohnya sewaktu Naruto menggunakan jurus menyamar yang membuatnya terlihat seperti wanita tak berbusana dan memperlihatkan tubuhnya kepada gurunya,” paparnya dan ceramah ini pun viral di dunia maya.
Inilah yang jadi fokus Syaikh Assim sehingga menjadikan anime ini sesuatu yang tak pantas ditonton.
Lebih lanjut dikatakan, adegan ini juga dekat kaitannya dengan LGBT. Dia mengajak umat Islam untuk peka menilai sesuatu.
Sebab, tegas dia, beberapa hal yang disuguhkan dalam anime tersebut secara implisit mengajak bagaimana seseorang dapat menerima budaya negatif itu.
Sementara budaya negatif yang diharamkan oleh Islam nyatanya hal yang wajar di Jepang.
“Hal-hal negatif yang dibawa dalam kartun itu akan berdampak buruk bagi anak-anak di masa depan,” katanya memperingatkan.
Dikhawatirkan anak-anak nantinya cenderung lebih menyukai budaya dan kebiasaan dari hal yang menjadi tontonan kesukaannya. Oleh sebab itu, Syaikh Assim mengimbau umat Islam untuk menghindari tontonan ini dan mengutamakan ibadah.
Misalnya, melakoni kegiatan bermanfaat semisal olahraga atau pergi ke tempat-tempat positif untuk anak-anak. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"