KONTEKS.CO.ID – Harga spyware Pegasus bikin geleng-geleng kepala. Perusahaan Israel NSO Group membebankan biaya yang besar kepada pengguna jasanya.
The New York Times melaporkan, harga spyware Pegasus yang dibebankan kepada pemerintahan penggunanya sangat menjulang.
Laporan yang diterbitkan pada 2016 ini didasarkan pada proposal komersial yang diakses oleh publikasi tersebut.
NSO membebankan biaya tetap sebesar Rp7,5 miliar untuk memasang Pegasus. Badan pemerintah dikenai harga Rp9,7 miliar untuk memata-matai 10 iPhone.
Sementara untuk memata-matai 10 pengguna ponsel Android dibandereol Rp9,7 miliar dan 5 pengguna BlackBerry seharga Rp7,5 miliar. “Lalu 5 pengguna perangkat berbasis Symbian Rp4,5 miliar,” kata laporan tersebut, dikutip Rabu 14 Juni 2023.
100 target tambahan akan menelan biaya Rp12 miliar, 50 target tambahan Rp7,5 miliar, 20 target tambahan akan menelan biaya Rp3,7 juta, dan 10 target tambahan dikenai biaya tambahan hingga Rp2,2 juta.
Grup tersebut juga membebankan biaya pemeliharaan sistem tahunan sebesar 17% dari total harga setiap tahun sesudahnya.
“Harga yang mahal memberi klien NSO akses tak terbatas ke perangkat seluler target,” ungkap laporan itu mengutip proposal komersial.
Selama beberapa hari terakhir, laporan berita oleh The Wire, The Washington Post, dan organisasi berita lainnya menyatakan bahwa jumlah anggota oposisi, jurnalis, dan aktivis berada di database yang memungkinkan mereka menjadi sasaran pengawasan.
Laporan berita tidak dapat memastikan apakah peretasan benar-benar terjadi. Menyusul berita tersebut, NSO mengatakan menjual spyware Pegasus hanya kepada pemerintah yang diperiksa.
Di India, nomor telepon yang terkait dengan pemimpin Kongres Rahul Gandhi, ahli strategi politik Prashant Kishor, pemerintah Kongres-JD(S) dan 40 jurnalis termasuk di antara yang ditemukan di database.
Nomor telepon yang terkait dengan setidaknya 14 kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa juga menjadi target peretasan.
Spyware Pegasus buatan Israel tengah trending di Indonesia setelah terungkap ada perusahaan yang mengimpornya dari Inggris.
Alat ini banyak digunakan di sejumlah negara untuk memata-matai lawan politik, jurnalis, dan lainnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"