KONTEKS.CO.ID – Jumlah kematian berlebih di Jepang diperkirakan mencapai 17.000-46.000 dalam enam bulan pertama tahun 2022. Ini angka tertinggi sejak pandemi COVID-19 dimulai pada awal 2020, data penelitian lokal menunjukkan.
Perkiraan jumlah kematian akibat COVID-19 tersebut disusun oleh sejumlah organisasi, termasuk Institut Nasional Penyakit Menular. Ini adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang.
Menurut statistik dari kementerian dan Kyodo News, jumlah total kematian Jepang selama periode enam bulan mencapai 777.000. “Lebih dari 12.800 orang meninggal karena infeksi COVID-19,” sebut Kyodo News, seperti dikutip Xinhua, Senin, 10 Oktober 2022.
Para ahli percaya, selain kematian langsung di Jepang akibat COVID-19, peningkatan kematian berlebih juga dapat dikaitkan dengan kematian yang secara tidak langsung disebabkan oleh pandemi. Ini mengutip kematian akibat penyakit lain karena ketidakmampuan mengakses institusi medis dan penyakit kronis yang memburuk karena perubahan gaya hidup, serta bunuh diri karena kesulitan ekonomi, media melaporkan.
Jumlah kematian akibat penyakit dan kecelakaan selain COVID-19 menurun karena tindakan pencegahan dan pengendalian menyeluruh ketika wabah pertama kali dimulai pada 2020. Saat itu jumlah kematian secara keseluruhan juga menurun, menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.
Namun, pada 2021, lebih dari 1,43 juta orang meninggal, jumlah tertinggi yang tercatat pada periode pasca-perang (Perang Dunia II). Ini disebabkan banyak faktok, termasuk penyebaran varian Delta COVID-19.
Para ahli memperkirakan bahwa pada 2022, jumlah kematian di Jepang kemungkinan akan melebihi pada 2021. Ini dampak dari varian Omicron. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"