KONTEKS.CO.ID – Para ilmuwan telah menciptakan jenis baru baterai biodegradable yang terbuat dari cangkang kepiting. Mereka mengklaim ini sebagai pilihan yang layak untuk menyimpan daya dari sumber angin dan Matahari skala besar.
Sebuah tim dari Universitas Maryland di AS menemukan bahwa elektrolit untuk baterai seng dapat dibuat menggunakan kitosan, turunan dari produk kitin. Bahan ini ditemukan dalam segala hal, mulai dari jamur hingga cumi-cumi. Tetapi sumber yang paling melimpah adalah eksoskeleton krustasea dan mudah diperoleh dari limbah makanan laut.
Menggunakan kitosan untuk elektrolit berarti kira-kira dua pertiga dari baterai dapat dipecah oleh mikroba hanya dalam beberapa bulan.
“Baterai dalam jumlah besar sedang diproduksi dan dikonsumsi, meningkatkan kemungkinan masalah lingkungan,” ungkap Profesor Liangbing Hu, Direktur Pusat Inovasi Material Universitas Maryland, yang memimpin penelitian, seperti dilansir Yahoo, Jumat (2/9/2022).
“(Bahan) yang digunakan dalam baterai lithium-ion membutuhkan waktu ratusan ribu tahun untuk terurai dan menambah beban lingkungan,” ujarnya mengingatkan.
Baterai seng juga menawarkan alternatif yang lebih murah dan lebih berkelanjutan dibandingkan baterai lithium-ion. Baterai saat ini digunakan dalam segala hal, mulai dari smartphone hingga mobil listrik.
Seng jauh lebih berlimpah daripada lithium di kerak bumi, meskipun saat ini tidak seefisien lithium ketika digunakan dalam baterai.
Menurut para peneliti, baterai seng dan kitosan baru mempertahankan efisiensi energi 99,7% setelah 1.000 siklus pengisian daya. Ini menjadikannya alternatif yang cocok untuk penggunaan komersial.
“Di masa depan, saya berharap semua komponen dalam baterai dapat terurai secara hayati. Tidak hanya material itu sendiri, tetapi juga proses fabrikasi biomaterial,” harap Profesor Hu.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"