KONTEKS.CO.ID – Virus Nipah mengganas di sebuah negara bagian di India selatan. Ini memaksa New Delhi mengambil langkah-langkah untuk membendung wabah virus mematikan tersebut.
Keganasan virus ini sudah membunuh dua orang. Untuk membendungnya, India menutup sekolah dan melakukan tes terhadap ratusan orang untuk mencegah penyebarannya.
Ketua Menteri Kerala, Pinarayi Vijayan mengatakan, virus tersebut telah terdeteksi di Distrik Kozhikode di negara bagian tersebut. Ia mendesak warga untuk berhati-hati dan mengikuti pedoman keselamatan Departemen Kesehatan.
“Dua orang telah meninggal karena virus tersebut,” kata Pinarayi Vijayan dalam sebuah pernyataan hari Rabu 13 September 2023.
Ini adalah wabah keempat di negara bagian tersebut sejak tahun 2018. “Kita tidak perlu takut, tetapi hadapi situasi ini dengan hati-hati,” tulis Vijayan di media sosial.
Virus Nipah adalah virus zoonosis yang tertularkan dari hewan ke manusia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, penyakit ini juga dapat tertularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antarmanusia.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), infeksi virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga parah. Gejala sering kali termulai dengan sakit kepala dan kantuk, tapi dapat dengan cepat berubah menjadi koma dalam hitungan hari.
Hal ini juga dapat menyebabkan sindrom pernafasan akut. Yakni, paru-paru tidak dapat memberikan cukup oksigen ke tubuh dan ensefalitis yang fatal atau peradangan otak.
“Tidak ada vaksin, dan pengobatan terbatas pada perawatan suportif,” tulis CDC.
“Sejauh ini di Kerala, lebih dari 700 orang telah teridentifikasi sebagai kontak dekat dan sedang menjalani tes virus Corona,” kata Menteri Kesehatan negara bagian tersebut, Veena George.
Dari jumlah tersebut, 77 orang dianggap “berisiko tinggi”. Pemerintah meminta kelompok tersebut untuk tetap di rumah dan memantau kesehatan mereka.
Pihak berwenang di Kozhikode telah menutup beberapa sekolah di distrik tersebut. “Sementara itu, tujuh desa telah dinyatakan sebagai zona pembendungan,” lapor Reuters.
Berbagai Wabah Virus Nipah di Kerala
Kerala mengalami wabah virus Nipah yang mematikan pada tahun 2018. Saat itu virus menewaskan 17 orang dan menyebabkan kepanikan yang meluas di negara bagian.
Lebih dari 230 orang menjalanjan pengujian pada saat itu ketika pihak berwenang memulai operasi pelacakan kontak yang ketat untuk membendung penyebarannya.
Di antara korban tewas adalah seorang perawat yang merawat pasien di sebuah rumah sakit di Kozhikode.
Tahun berikutnya, Kerala melakukan pengawasan terhadap lebih dari 300 orang setelah seorang pria terdiagnosis mengidap virus ini. Negara bagian tersebut kembali mengalami wabah pada tahun 2021, yang merenggut nyawa seorang anak laki-laki berusia 12 tahun.
Virus Nipah pertama kali teridentifikasi selama wabah tahun 1998-1999 di Malaysia. Hampir 300 orang terinfeksi dan lebih dari 100 orang meninggal, menurut CDC.
Lebih dari satu juta babi disuntik mati untuk menghentikan penyebarannya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"