KONTEKS.CO.ID – Begal dan kejahatan jalanan jadi ancaman nyata bagi banyak pengguna jalan, terutama di malam hari. Terpanggil dengan kondisi memprihatinkan ini, mahasiswa FTI ITB Kampus Cirebon menciptakan Rogue Signal.
Rogue Signal adalah prototipe aplikasi antibegal. Aplikasi hadir sebagai jawaban atas keresahan mahasiswa terhadap maraknya kasus begal dan kejahatan jalanan di Cirebon.
Rogue Signal, aplikasi antibegal, digarap oleh mahasiswa FTI ITB Kampus Cirebon yang tergabung dalam kelompok 4 Idea Lab. “Kami ambil data dari kuesioner dan wawancara bersama polisi dan warga yang pernah menjadi korban pembegalan, dan ternyata kondisinya memang serawan itu. Polisi sering sekali menerima laporan kasus pembegalan,” kata Laura Cindy Hartono selaku perwakilan kelompok 4, seperti dilansir laman resmi ITB, Minggu, 17 Oktober 2022.
Para korban ada yang kehilangan motor, terluka, sampai ada yang kehilangan nyata. Dari masalah itu, mereka melihat perlu adanya sesuatu untuk menangani masalah ini.
Rogue signal merupakan aplikasi yang akan mengirimkan titik lokasi korban begal kepada pihak berwajib maupun pengguna lain dengan kode suara “danger”. Aplikasi ini bekerja menggunakan sistem voice recognition yang dikombinasikan dengan shortcut khusus untuk meminimalisir ketidaksengajaan pengguna mengucapkan kata “danger”.
Ketika pengguna menekan shortcut dan mengucapkan kata “danger” secara bersamaan, aplikasi akan mengirimkan sinyal bahaya kepada polisi untuk menindak di lokasi kejadian. Sedangkan sinyal kepada pengguna lain dimaksudkan untuk memberi peringatan daerah rawan begal.
Proses registrasi Rogue Signal membutuhkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai autentikasi dan penjamin identitas pengguna. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengguna iseng yang menyalahgunakan aplikasi di luar keadaan darurat.
Untuk memperkuat sistem keamanannya, Rogue Signal juga dilengkapi dengan sistem speech recognition yang akan menyimpan rekaman suara spesifik. Ini untuk masing-masing pengguna sehingga tiap akun hanya dapat digunakan oleh satu orang.
Laura menuturkan, fitur pada menu utama yang ditawarkan dalam aplikasi antara lain denah, riwayat, rumah sakit, RoSi, dan polisi. Seluruh sistem dalam aplikasi tersebut dibangun menggunakan bahasa pemrograman Python dengan memanfaatkan beberapa library yang tersedia luas di internet.
“Ketika ada alarm bahaya, fitur denah akan memunculkan titik lokasi agar polisi terdekat bisa langsung menuju lokasi tersebut. Kemudian untuk riwayat kasus pembegalan akan di-update setiap hari agar pengguna tahu daerah yang lebih rawan dari lainnya,” kata Laura.
Sedangkan fitur rumah sakit berisi kontak rumah sakit yang ada di wilayah Cirebon. Lalu ada fitur RoSi yang berguna sebagai layanan konsumen.
“Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur polisi yang berisi kontak aparat untuk keadaan darurat,” tambahnya.
Aplikasi Rogue Signal bukan berfungsi untuk menghilangkan begal. Namun lebih kepada langkah penanganan maupun penanggulangan yang sifatnya preventif.
Meskipun masih berupa prototipe, Rogue Signal akan memiliki potensi yang besar dalam menurunkan angka kriminalitas khususnya begal, terutama di wilayah Cirebon. Melalui aplikasi ini juga para mahasiswa berharap mendapatkan umpan balik dari para pemangku kebijakan untuk memberikan perhatian lebih terhadap masalah pembegalan dalam bentuk peningkatan keamanan dari segi layanan maupun infrastruktur penunjangnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"