KONTEKS.CO.ID – Para orang tua tengah dilanda kecemasan akibat merebaknya penyakit ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak belakangan ini di Indonesia.
Tercatat lebih dari 30 anak meninggal dunia akibat penyakit ginjal akut misterius itu. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, total kasus gangguan ginjal akut per 14 Oktober 2022 sudah mencapai 152 kasus. DKI Jakarta menjadi provinsi kasus terbanyak yakni 49 anak.
IDAI pun mengimbau orang tua agar tidak panik. Apabila buah hatinya bergejala, sebaiknya segera ke dokter atau rumah sakit terdekat.
“Kalau anak menunjukkan gejala seperti demam, infeksi saluran cerna, ISPA, bahkan air pipisnya sedikit atau tidak kencing sama sekali dalam sehari, segera berobat ke dokter,” ungkap dr Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat IDAI belum lama ini.
Dia menegaskan, para orang tua dilarang panik berlebih ketika si kecil sakit. Terlebih jika hanya demam.
Sementara ahli kesehatan, dr Pandu Riono, meminta orang tua tidak cepat-cepat memberikan obat penurun demam ketika si kecil badannya panas. Dijelaskan, anak demam itu bisa karena infeksi atau penyebab lain.
“Jadi orang tua jangan panik. Misalnya dengan terburu-buru memberikan obat penurun demam,” saran dr Pandu dalam cuitan di akun Twitter pribadi, dikutip Selasa, 18 Oktober 2022.
Dia lebih menyarankan orang tua agar mengompres si kecil yang demam dengan air dingin di daerah lipatan ketiak dan paha.
“Beri minum cukup. Kalai masih bayi, teruskan pemberian asupan ASI,” tulisnya lagi.
Jika terpaksa harus memberikan sirup atau obat tetes penurun demam, dia meminta agar obat yang diberikan sesuai takaran yang dianjurkan.
dr Pandu menggarisbawahi, para orang tua harus segera membawa anak ke layanan kesehatan terdekat saat air kencing si kecil berkurang dari biasanya.
Menurut dia, kasus gangguan ginjal akut pada anak di Gambia bisa terjadi di mana saja, termasuk di Tanah Air. Disebutkan, gangguan ginjal bisa terjadi akibat konsumsi obat yang berpotensial bisa toksik atau mengandung senyawa glycol yang dipakai sebagai pelarut obat sehingga mengganggu fungsi ginjal yang dapat berakibat fatal. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"