KONTEKS.CO.ID – Badai Matahari atau lidah api pusat tata surya terbesar sejak 2017 baru saja terjadi. Jilatan apinya telah mencapai Bumi.
Energi dari letusan tersebut menyebabkan badai geomagnetik kecil di Bumi dan cahaya utara di garis lintang tinggi pada akhir pekan kemarin.
Pada hari Kamis kemarin, jilatan api Matahari kelas X yang sangat besar –jenis yang paling kuat– telah meluncur dari Matahari. Ini adalah siklus paling intens dalam 11 tahun Matahari saat ini, dan paling kuat yang pernah teramati sejak 10 September 2017.
Laman Washington Post, Senin 18 Desember 2023 menulis, suar atau badai Matahari adalah semburan radiasi intens yang berasal dari bintik pusat tata surya.
Flare kelas X adalah yang paling intens, menyusul flare kelas M, C, B, dan A. Pada hari Jumat, matahari mengeluarkan suar kelas M setelah letusan besar pada hari Kamis.
Setelah suar hari Kamis, partikel berenergi tinggi membombardir Bumi hanya delapan menit kemudian. Hal ini memicu pemadaman radio gelombang pendek di Amerika Tengah dan Selatan, yang oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional TERgambarkan sebagai “peristiwa luar biasa”. Ini kemungkinan salah satu peristiwa radio surya terbesar yang pernah tercatat.
Dampak Badai Matahari
Sejumlah pusat penerbangan Layanan Cuaca Nasional AS melaporkan adanya gangguan dan penurunan kualitas sinyal.
Beralih ke hari Sabtu dan Minggu, ketika magnet dan material Matahari dari “coronal mass ejection” atau CME yang terkait suar tersebut, dapat berdampak pada Bumi. Materi yang bergerak lebih lambat membutuhkan beberapa hari untuk mencapai Bumi.
Namun begitu tiba, ia menyebabkan badai geomagnetik, yang berdenyut melalui medan magnet Bumi. Saat badai mengubah diri menjadi cahaya tampak alias aurora atau cahaya utara.
Memprediksi aurora memang sulit. Hanya ada dua cara utama untuk mengamati secara langsung kemungkinan lontaran massa koronal sebelum kedatangannya.
Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA menyerukan setidaknya terjadinya badai geomagnetik G1 secara berkala selama tiga hari ke depan. Hal ini akan memungkinkan aurora meluncur ke Kanada bagian selatan.
Badai geomagnetik G2 atau G3 yang lebih signifikan tidak dapat terkesampingkan. Ini akan menyebabkan aurora menyebar ke Amerika Serikat bagian utara.
Badai geomagnetik terperkirakan tidak sekuat yang terjadi pada 30 November dan 1 Desember. Saat cahaya utara terlihat hingga ke selatan hingga Arizona dan Virginia. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"