KONTEKS.CO.ID – Startup peluncuran roket asal China, Galactic Energy yang bertekad menyaingi SpaceX milik Elon Musk mendapat sokongan pendanaan luar biasa dari negaranya.
Galactic Energi telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp2,2 triliun untuk pengembangan roket Pallas-1 yang dapat digunakan berulang kali.
Perusahaan rintisan itu mengumumkan putaran pendanaan C dan C+ sebesar 1,1 miliar yuan pada tanggal 18 Desember. Pendanaan tersebut akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan teknologi kendaraan peluncuran yang dapat tergunakan kembali untuk roket medium-lift Pallas-1 dan infrastruktur terkait.
Putaran tersebut dipimpin oleh Ziyang Heavy Industry Fund dan terikuti oleh Bengbu Investment Group, Langfang Linkong, Pendiri Hesheng Investment, Jintuo Capital, dan investor yang terahasiakan, menurut pernyataan perusahaan.
Pengumuman pendanaan tersebut menunjukkan bahwa masih ada pendanaan yang tersedia bagi perusahaan peluncuran komersial China. Meskipun terjadi penurunan ekonomi dan persaingan yang ketat.
Space News, Kamis 21 Desember 2023 melaporkan, pengumuman dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan kontrak nasional besar akan tersedia bagi penyedia layanan peluncuran komersial. Sehingga memberikan potensi aliran pendapatan.
Spesifikasi Roket Galactic Energy
Pallas-1 adalah peluncur oksigen minyak tanah-cair sepanjang 42 meter dengan rencana kapasitas 5.000 kg ke orbit rendah Bumi (LEO), atau 3.000 kg ke orbit sinkron matahari (SSO) sepanjang 700 km. Mesin pembangkit gas Seven Cangqiong (Welkin) akan menggerakkan tahap pertama.
Di China Commercial Aerospace Forum di Wuhan pada bulan Juli lalu, perusahaan menyatakan mereka menargetkan penerbangan pertama Pallas-1 pada kuartal ketiga tahun depan.
Pemulihan tahap pertama menggunakan kaki pendaratan dijadwalkan pada tahun 2025. Pada bulan Agustus Galactic Energy melakukan uji lompatan menggunakan artikel uji bertenaga mesin jet untuk menguji perangkat lunak panduan, navigasi, dan kontrol.
Galactic Energy juga merencanakan varian triple-core dari Pallas-1. Peluncur tersebut akan mampu mengangkat beban seberat 14.000 kg ke LEO dan rencananya akan diluncurkan paling cepat pada tahun 2026.
Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya menargetkan memperoleh kontrak peluncuran satelit untuk megakonstelasi internet satelit nasional China, bernama Guowang.
Proyek ini akan membuat Negeri Panda mengirimkan hampir 13.000 satelit ke LEO. Rencana nasional tersebut dipandang sebagai jawaban terhadap SpaceX Starlink dan konstelasi lainnya.
Rencana konstelasi satelit China lainnya, termasuk konstelasi broadband “G60 Starlink” yang baru lahir juga dapat memberikan peluang.
Terbangkan Misi Kargo
Galactic Energy juga dipahami sebagai pesaing potensial untuk menerbangkan misi kargo berbiaya rendah ke stasiun luar angkasa Tiangong. Panggilan telepon dari badan penerbangan luar angkasa manusia China awal tahun ini meminta dan kemudian memilih proposal untuk pesawat ruang angkasa kargo dan solusi peluncuran dalam kisaran 4 hingga 6 ton hingga LEO.
Putaran selesai terlakukan segera setelah perusahaan berhasil melakukan penerbangan kembali. Peluncuran roket padat empat tahap Ceres-1 ke-11 berlangsung di pelabuhan antariksa Jiuquan pada 4 Desember, berhasil mengirimkan sepasang satelit ke orbit dekat kutub. Galactic Energy mengalami kegagalan pertamanya pada akhir September.
Galactic Energy, bernama lengkap Beijing Xinghe Dongli Space Technology Co. Ltd., berdiri pada Februari 2018. Perusahaan ini telah memantapkan dirinya sebagai pemimpin di antara sektor peluncuran komersial China yang ramai dengan peluncurannya yang sukses. Ia juga telah melakukan peluncuran yang sukses dari platform laut bergerak.
Ini adalah putaran pendanaan besar kedua bagi perusahaan. Galactic Energy mengumumkan pada awal tahun 2022 bahwa mereka telah mengumpulkan Rp3,1 triliun dalam dua putaran pendanaan selama paruh kedua tahun 2021. Pallas-1 juga menjadi fokus putaran tersebut.
Galactic Energy, sembari membangun perusahaan dengan Ceres-1 (400 kg hingga LEO; 300 kg hingga 500 km SSO), juga menghadapi persaingan ketat dalam roket yang lebih besar dan dapat tergunakan kembali.
Zhuque-2 berbahan bakar metana dari Landspace, yang saat ini dapat terbuang, sudah terbang dengan dua peluncuran yang sukses.
Ia dapat membawa beban seberat 1.500 kilogram ke orbit sinkron matahari (SSO) sepanjang 500 kilometer. Versi yang tertingkatkan akan mampu mengangkat 4.000 kg.
Perusahaan juga telah mengumumkan rencana untuk mengembangkan Zhuque-3 baja tahan karat yang lebih besar. Ia mampu mengangkat hingga 18.300 kg ke LEO sekaligus memulihkan tahap pertama. Tahun 2025 menjadi target peluncuran pertama.
Roket Sebanding Falcon 9
Space Pioneer menjadi startup komersial China pertama yang mencapai orbit dengan roket berbahan bakar cair pada bulan April tahun ini. Sekarang mereka berencana untuk meluncurkan roket Tianlong-3 pada Juni 2024.
Roket tersebut akan sebanding dengan Falcon 9 dalam kemampuan peluncuran dan pada akhirnya memiliki tahap pertama yang dapat tergunakan kembali. Space Pioneer mendapatkan pendanaan besar baru pada bulan Oktober.
Tahun 2023 telah menjadi tahun terobosan bagi para pelaku peluncuran komersial China. Galactic Energy, iSpace, Landspace, Space Pioneer, dan spin-off milik negara CAS Space dan Expace semuanya telah mencapai orbit tahun ini.
Pelaku komersial ini bertanggung jawab atas 17 dari 62 peluncuran orbit China sejauh ini. Ini termasuk peluncur berbahan bakar cair komersial China pertama yang berhasil mencapai orbit. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"