KONTEKS.CO.ID – Demam burung beo menular yang burung liar bawa, termasuk parkit, telah terkaitkan dengan kasus pneumonia akut dan meningitis pada manusia. Dan ini terbukti sangat mematikan bagi burung muda.
Swedia mengalami peningkatan kasus demam burung beo secara signifikan, dengan 12 infeksi baru terlaporkan pada bulan ini. Kejadian tersebut meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi krisis kesehatan, menurut sumber media.
Sputnik, Selasa 26 Desember 2023, melaporkan, penyakit mirip flu ini tersebarkan oleh burung liar seperti parkit. Ini menimbulkan risiko pneumonia parah dan meningitis pada manusia.
Demam burung beo, atau psittacosis, adalah kondisi pernapasan akut yang terpicu oleh bakteri Chlamydophila psittaci.
Penyakit ini awalnya menyebabkan gejala mirip flu pada manusia, namun dapat memburuk, menyebabkan pneumonia parah dan meningitis.
Penyakit ini sangat fatal bagi unggas muda, dengan angka kematian mencapai 90%.
Sejak bulan September dan seterusnya, terdapat 25 kasus demam burung beo yang terlaporkan di Swedia. Konsentrasinya terjadi di wilayah Vastra Gotaland dan Kalmar.
Perkembangan tersebut, seperti dilansir Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, menunjukkan penyebaran penyakit di delapan wilayah.
Penjelasan Demam Burung Beo
Cara utama penularan penyakit ini adalah dengan menghirup partikel kotoran burung yang terinfeksi. Profesor Paul Hunter, seorang profesor kedokteran di Universitas East Anglia, mengatakan kepada media, bahwa meskipun insiden penyebaran penyakit jarang terjadi, penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan penularan penyakit dari satu orang ke orang lain mungkin lebih besar dari yang terperkirakan sebelumnya.
Sebuah makalah di jurnal The Lancet pada tahun 2022 mengkarakterisasi potensi peningkatan ini sebagai risiko. Risiko yang terus berkembang terhadap profesional kesehatan dan kontak terdekat.
Prof Hunter menjelaskan peningkatan signifikan kasus psittacosis di Swedia sejak 2016 mungkin sebagian tersebabkan oleh peningkatan tes diagnostik. Tren ini menggarisbawahi sifat isu kesehatan masyarakat yang terus berkembang.
Demam burung beo bisa sangat berbahaya bagi wanita hamil. Meskipun jarang terjadi selama kehamilan, penyakit ini menimbulkan risiko tinggi komplikasi parah. Termasuk kematian ibu dan janin yang signifikan. Seperti yang tersoroti oleh sebuah penelitian pada tahun 2020.
Awal tahun ini, menurut Departemen Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Swedia, wabah mengejutkan di Swedia selatan menghubungkan 28 dari 45 kasus dengan kontak langsung dengan unggas dan tempat makan burung.
Inggris juga telah melaporkan kasus, dengan kisaran infeksi tahunan 25 hingga 50 di Inggris dan Wales, menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Inggris telah menyaksikan peningkatan dramatis dalam populasi parkit liar, khususnya parkit cincin mawar, yang terkonsentrasi di daerah pinggiran kota di tenggara Inggris.
Dari tahun 1995 hingga 2015, jumlah mereka meningkat sebesar 1.455%, meningkatkan kekhawatiran tentang potensi peran mereka dalam menyebarkan penyakit seperti demam burung beo.
Asal usul parkit ini di Inggris terselimuti oleh legenda urban, termasuk cerita yang terkait dengan selebriti seperti Jimi Hendrix dan produksi film seperti The African Queen. Namun, impor hampir 150.000 parkit ke Eropa sebagai hewan peliharaan antara tahun 1984 dan 2007, dan banyak yang kemudian dilepasliarkan ke alam liar, merupakan kontributor yang lebih terdokumentasi terhadap prevalensi mereka saat ini. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"