KONTEKS.CO.ID – Teknologi mata-mata AI China bikin gentar Amerika Serikat dan sekutu Barat-nya. Beijing kini punya perangkat spy yang teraktifkan oleh kecerdasan buatan.
Kecanggihan teknologi mata-mata AI China terungkap setelah Ilmuwan China mengklaim telah mengembangkan teknologi mata-mata berkemampuan kecerdasan buatan (AI). Kecerdasannya membuatnya pasukan musuh di medan perang “tidak ada tempat untuk bersembunyi”.
Terancang untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), perangkat peperangan elektronik ini terlaporkan menyediakan pemantauan aset musuh terkait frekuensi, lebar pita, dan real-time.
Sistem ini dapat mendeteksi sinyal musuh dengan kecepatan tak tertandingi. Juga mampu memecahkan kode karakteristik fisik musuh, dan secara efektif menetralisirnya sambil memastikan komunikasi tidak terputus bagi pasukan sahabat.
Ilmuwan utama proyek, Yang Kai, mengatakan, teknologi tersebut dapat menangkap dan menganalisis sinyal yang dipancarkan oleh angkatan bersenjata AS. Bahkan jika mereka dengan cepat beralih ke frekuensi sipil.
“Dan jika sinyal-sinyal ini tercegat dan terganggu, perangkat tersebut dapat memengaruhi koordinasi unit militer AS di medan perang,” kata Yang, melansir The Defense Post, Kamis 8 Februari 2024.
Teknologi Mata-Mata AI China: Pergeseran Seni Perang
Tim yang mengerjakan perangkat baru ini mengaku awalnya mengira mustahil menciptakan teknologi mata-mata dengan kemampuan seperti itu. Sebab banyaknya data yang perlu perangkat proses.
Mereka menyatakan bahwa sistem pemantauan tradisional biasanya terbatasi oleh perangkat kerasnya. Selain itu hanya dapat menganalisis pada bandwidth 40-160 megahertz.
Namun, teknologi baru ini bisa memperluas jangkauan ini untuk memungkinkan deteksi dan pemantauan frekuensi dalam kisaran gigahertz dengan lancar, termasuk satelit Starlink milik Elon Musk.
Selain itu, tim menggunakan AI untuk meningkatkan kinerja perangkat. Khususnya dalam tugas-tugas yang melibatkan pembedaan antara sinyal sipil dan militer, serta menyortir kumpulan data besar.
Dengan ukuran yang relatif kecil, kinerja tinggi, dan konsumsi daya yang rendah, para peneliti China yakin teknologi ini dapat menyebabkan “perubahan besar” dalam cara pertempuran elektronik. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"