KONTEKS.CO.ID – Sebuah kabar mengejutkan tentang penutupan layanan email populer, Gmail, tersebar luas di media sosial.
Kabar Gmail tutup menimbulkan kecemasan di kalangan pengguna. Namun, apa sebenarnya kebenaran di balik kabar tersebut?
Kabar Palsu Gmail Tutup
Pada Selasa, 27 Februari 2024, seorang pengguna media sosial dengan nama akun @tanyakanrl mengunggah tangkapan layar dari sebuah portal berita yang menyatakan bahwa Gmail akan ditutup pada 2024.
Unggahan tersebut menyebabkan kekhawatiran di kalangan pengguna, terutama yang mengandalkan Gmail sebagai akses masuk ke platform sosial lain.
Banyak pengguna media sosial menyayangkan kabar penutupan Gmail karena dampaknya terhadap akses ke platform sosial lainnya.
Unggahan tersebut mendapat perhatian yang signifikan, dengan lebih dari 922.000 kali dilihat dan ribuan orang yang menyukainya serta mengunggah ulang.
Penjelasan Google tentang Kabar Palsu
Google, melalui akun resmi Gmail, membantah kabar tersebut. Mereka menegaskan bahwa layanan Gmail akan tetap beroperasi dan mengatakan, “Gmail is here to stay” pada tanggal 23 Februari 2024.
Kabar penutupan Gmail bermula dari tangkapan layar email yang mengklaim bahwa Google akan menghentikan layanan Gmail pada 1 Agustus 2024.
Penjelasan Lebih Lanjut tentang Kabar Palsu
Ternyata, tangkapan layar tersebut adalah salinan modifikasi dari pernyataan Google mengenai penghapusan tampilan HTML dasar di pesan Gmail pada tahun 2023.
Meskipun sebagian orang menganggapnya sebagai hiburan, disinformasi semacam ini dapat menimbulkan kecemasan dan bahkan membuka peluang bagi praktik phishing.
Kasus ini merupakan contoh klasik dari bahaya disinformasi di era digital. Banyak orang cenderung percaya pada apa yang mereka lihat di internet tanpa memverifikasi fakta.
Media sosial seringkali menjadi wadah bagi penyebaran informasi tanpa filter dan verifikasi, mengakibatkan kepanikan yang tidak perlu di kalangan pengguna.
Tanggapan Google terhadap Penutupan Layanan Lain
Meskipun kabar palsu tentang penutupan Gmail tersebar, Google memang telah menutup beberapa layanan dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk layanan game Stadia dan fitur YouTube Stories.
Namun, mereka tetap berkomitmen untuk menangani disinformasi dan melindungi kebebasan berpendapat setiap pengguna.
Kabar palsu tentang penutupan Gmail pada tahun 2024 adalah contoh nyata dari ancaman disinformasi di era digital.
Google memang membantah kabar tersebut, tapi penyebaran informasi palsu dapat menimbulkan kepanikan dan membahayakan pengguna.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memverifikasi informasi sebelum mempercayainya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"