KONTEKS.CO.ID – BMKG ungkap fakta di balik gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,9 dan Magnitudo 6,5 yang mengguncang Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Jumat 22 Maret 2024.
Gempa bumi merusak pada Jumat lalu ini terjadi di Laut Jawa utara Jawa Timur, 132 km timur laut Tuban dengan koordinat 5,76 LS dan 112,33 BT.
Sedangkan pusat gempa berada pada kedalaman 10 km. Tapi BMKG menyatakan gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin 25 Maret 2024, terdapat sejumlah kerusakan akibat gempa. Yakni, 774 rumah rusak berat, 1.332 rumah rusak sedang, dan 2.573 rumah rusak ringan.
Gempa juga berdampak pada 91 fasilitas pendidikan, 5 faskes, 183 rumah ibadah, 3 motor, 24 gendung kantor, dan 1 kandang ternak.
Tidak hanya itu, guncangan gempa menyebabkan 8 orang mengalami luka-luka dan 33.535 orang harus mengunggsi.
10 Fakta Mencengangkan Gempa Bawean
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengungkapkan ada 10 fakta terjadinya gempa bumi merusak di Bawean.
- Fakta pertama, gempa bumi tersebut merupakan gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser/mendatar (strike-slip) di kawasan Laut Jawa.
- Kedua, gempa bumi Bawean termasuk gempa merusak destructive. Hal ini terbukti dengan dampak kerusakan pada sejumlah wilayah. Di antaranya, Pulau Bawean, Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru.
- Fakta ketiga, gempa ini memiliki guncangan spektrum luas dan terasa hingga Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun. Lalu Demak, Semarang, Temanggung, Solo, Yogyakarta, Kulon Progo, dan Kebumen.
- Keempat, berdasar pemodelan Tsunami BMKG dan monitoring muka laut dari Badan Informasi Geospasial (BIG) di Karimunjawa, Lamongan, dan Tuban menunjukkan gempa Bawean tidak menimbulkan potensi tsunami.
- Selanjutnya fakta kelima, gempa Bawean berpusat di zona aktivitas kegempaan rendah (low seismicity).
- Fakta keenam, gempa ini berpusat di zona Sesar Tua Pola Meratus yaitu wilayah Laut Jawa utara Jawa Timur. “Hal ini membuktikan jalur sesar di Laut Jawa masih aktif. Sehingga kita harus waspada terhadap sesar aktif dasar laut dekat Pulau Bawean tersebut,” ungkap Daryono, Senin 25 Maret 2024.
- Ketujuh, gempa dipicu oleh reaktivasi sesar tua. “Episenter Gempabumi Bawean terletak pada jalur Sesar Muria yang berada di laut (Lunt, 2019). Ini merupakan bagian dari Jalur Sesar Tua Pola Meratus. Di mana salah satu jalur sesar Pola Meratus ini diduga mengalami reaktivasi dan memicu gempa,” paparnya.
- Fakta kedelapan, gempa ini mempunyai gempa susulan dengan magnitudo lebih besar yaitu Magnitudo 6,5 terhadap gempa pertama dengan Magnitudo 5,9. Ini terpicu asperity atau bidang bakal geser di bidang sesar yang ukurannya lebih besar (M6,5) mengalami pecah belakangan. Di antaranya akibat tekanan gempa yang pertama (M5,9).
- Lalu, fakta ke-9 yaitu berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga Minggu pagi pukul 09.00 WIB tercatat ada sejumlah 263 kali gempa. Dengan frekuensi kejadian semakin jarang.
- Fakta terakhir yaitu ancaman gempa merusak di wilayah Jawa Timur berasal dari sumber gempa subduksi lempeng/megathrust di selatan, sesar-sesar aktif di daratan, dan sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"