KONTEKS.CO.ID – Tim Bayucaraka ITS sukses banggakan rakyat Indonesia dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2024, pada Sabtu 6 April 2024 .
Dengan demikian Tim Bayucaraka ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) kembali mempertahankan gelar juara kedua pada momen SAFMC.
“SAFMC 2024 merupakan kompetisi robot terbang terbesar di Singapura yang hadir dalam delapan kategori. Dalam kesempatan kali ini, tim Bayucaraka ITS mengikutsertakan divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) untuk bertanding,” kata General Manager Bayucaraka ITS, Raditya Eka Putra, melansir laman ITS, Kamis 18 April 2024.
Untuk tahun ini, perwakilan ITS kembali mengikuti kategori Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2).
Kategori Semi-Autonomous (D1) mempunyai tantangan mengendalikan drone jarak jauh via remote. Di lomba sarat teknologi itu, Bayucaraka meluncurkan drone kembar, yakni Jati Sigma dan Jati Theta.
Keduanya terbekali inovasi remote wearable dengan sensor kemiringan yang sanggup mengendalikan kedua drone sekaligus.
Sementara di kategori Semi-Autonomous (D1), Bayucaraka harus berhadapan dengan tim lawan untuk menyelesaikan permainan tic-tac-toe.
Di tantangan tersebut drone akan terbang melintasi rintangan sembari membawa suatu objek. Nantinya objek wajib drone jatuhkan di arena permainan tic-tac-toe hingga membentuk garis lurus guna memenangkan permainan.
Perjuangan Tim Bayucaraka ITS Menjadi Juara Lomba Robot Terbang
Raditya menjelaskan, berbeda dengan kategori sebelumnya, kategori Autonomous (D2) memiliki tantangan mengendalikan drone secara otonom.
Pada kategori ini tim Bayucaraka ITS meluncurkan dua drone bernama Soerongarep dan Soeromburi. Rangkaian drone ini terlengkapi sebuah komputer kecil, NVIDIA Jetson Nano, serta program yang bisa mendeteksi lintasan drone secara otomatis.
Pada kategori Autonomous (D2) kedua drone harus bekerja sama secara otomatis untuk menyelesaikan tantangan. Soerongarep dan Soeromburi yang terhubung harus memindai setiap tag perintah yang terpasang di sepanjang lintasan.
Lalu melakukan tantangan sesuai perintah tag tersebut. “Tantangannya yaitu berupa memindahkan objek dengan menggunakan dropper,” papar mahasiswa angkatan 2021 ini.
Ia memaparkan, masing-masing tim harus melewati serangkaian tahapan untuk meraih juara. Termulai dengan tahap penyisihan yang dilakukan secara daring dengan mengirimkan video progres dan uji coba perangkat drone.
Lalu berlanjut pada tahap puncak. Yakni, presentasi dan tantangan yang terhelat selama dua pekan sejak 20 Maret lalu di Science Centre Singapore.
Pada proses puncak itu semua tim wajib mempresentasi fitur drone, strategi, inovasi, kreativitas. Serta memperlihatkan langsung perangkat drone dan alat kontrol di hadapan dewan juri.
Di tahap tantangan, tim didorong menyelesaikan misi pada kategori yang peserta ikuti. “Pastinya bentuk tantangan berbeda untuk setiap kategori kompetisi,” ujar Radit.
Rasa syukur diungkapkan Radit atas keberhasilan tim Bayucaraka ITS berhasil meraih juara kedua di dua kategori tersebut.
Tak hanya itu, ia berharap bahwa divisi VTOL dapat memotivasi divisi lain untuk semangat berinovasi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"