KONTEKS.CO.ID – Aurora yang memukau menjadi perbincangan hangat warganet Indonesia. Mereka iri dengan warga dunia di belahan Bumi lain yang tengah menikmatinya.
Muncul pertanyaan mengapa aurora tak muncul di langit Indonesia yang kaya sinar Matahari?
Terkait pertanyaan warganet Indonesia, ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa (BRIN), Thomas Djamaluddin, menyodorkan penjelasan ilmiahnya sehubungan proses membentangnya aurora di langit belahan Bumi lainnya.
Menurut dia, aurora merupakan fenomena yang muncul alami lantaran hadirnya partikel bermuatan dari Matahari mengarah ke Planet Bumi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, partikel bermuatan energi tinggi itu terbawa medan magnet Matahari. “Lalu partikel itu berinteraksi dengan medan magnet planet kita,” ungkapnya, mengutip Minggu 11 Mei 2024.
Medan magnet Bumi kemudian membelokkannya ke luar angkasa. Tapi ada partikel Matahari yang mampu menembus belokan medan magnet dan terbawa ke kutub utara dan selatan.
Sementara medan magnet Bumi terketahui berperan cukup kuat guna melindungi Planet Bumi dari terpaan partikel berenergi tinggi. Termasuk dari Matahari.
Kemudian partikel berinteraksi dengan atom oksigen dan nitrogen yang ada di atmosfer. Inilah yang kemudian menghasilkan warna aurora yang beragam.
Fenomena alam ini sendiri ungkap memiliki nama sesuai lokasi penampakannya. Kilauan vahaya yang hadir di Kutub Utara bernama aurora borealis.
Sedangkan yang hadir di Kutub Selatan ternamai dengan sebutan australis.
Penyebab Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia
Thomas pun merespons ungkapan langit Indonesia tak akan pernah mendapat fenomena cahaya apik itu. Ini terpicu medan magnet Bumi dan geografis Nusantara yang menempati Garis Khatulistiwa.
Sedangkan partikel Matahari itu cuma terbawa oleh medan magnet Bumi menuju wilayah Kutub Utara dan Kutub Selatan.
“Jadi hanya bisa ternikmati oleh pengamat benda langit di negara-dekat dekat Wilayah Kutub. Tak akan terlihat pada daerah tropis semisal Indonesia,” pungkas Thomas. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"