KONTEKS.CO.ID – Astronot memiliki risiko tinggi terkena penyakit kanker. Hal ini berdasarkan kesimpulan sebuah penelitian terbaru yang menyimpan darah spaceflyer selama 20 tahun.
Sebanyak 14 astronot terlibat dalam penelitian ini. Mereka berasal dari program pesawat ulang-alik NASA. Berdasarkan penelitian studi Nature Communications Biology pada 31 Agustus kemarin, para astronot memiliki mutasi DNA dalam sel induk pembentuk darah. Mutasi, meskipun sangat tinggi mengingat usia astronot, tapi berada di bawah ambang batas yang menjadi perhatian.
Para peneliti menyarankan agar astronot harus menjalani pemeriksaan darah berkala untuk mengawasi kemungkinan mutasi.
“Program pemantauan tetap akan menjadi penting karena NASA mencapai misi luar angkasa jangka panjang melalui program Artemis di Bulan. Lalu berlanjut dengan kunjungan manusia ke Planet Mars,” kata tim studi baru dalam sebuah pernyataan dikutip Space.com, Rabu (7/9/2022).
“Tim memutuskan melanjutkan studi baru mengingat peningkatan minat dalam penerbangan luar angkasa komersial dan eksplorasi luar angkasa,” ucap penulis utama studi, David Goukassian dan profesor kardiologi di Icahn Mount Sinai dalam sebuah pernyataan.
“Ditambah potensi risiko kesehatan dari paparan berbagai faktor berbahaya yang terkait dengan misi luar angkasa eksplorasi berulang atau berdurasi panjang,” sambung Goukassian.
NASA baru-baru ini mengubah persyaratan radiasi seumur hidup untuk astronot yang menurut para kritikus mendiskriminasi wanita, yang secara historis memiliki batas lebih rendah daripada astronot pria.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"