KONTEKS.CO.ID – Pekerja Samsung mogok. Serikat pekerja yang mewakili puluhan ribu pekerja Samsung Electronics di Korea Selatan melakukan aksi mogok kerja pada hari ini, Jumat 7 Juni 2024.
Aksi mogok kerja ini adalah pemogokan pertama dalam sejarah 55 tahun raksasa pembuat ponsel pintar dan chip tersebut.
National Samsung Electronics Union (NSEU) mengatakan pada pekan lalu, bahwa 28.000 anggotanya –kurang dari seperempat total tenaga kerja perusahaan di negara tersebut– akan melakukan pemogokan pada 7 Juni. Hal itu menyusul kegagalan negosiasi mengenai pengaturan gaji dan bonus.
Serikat pekerja meminta anggotanya untuk mengambil hari libur pada hari Jumat, yang jatuh antara hari libur umum pada hari Kamis dan akhir pekan.
Son Woomok, pemimpin serikat pekerja, mengatakan kepada CNN, bahwa banyak karyawan menggunakan cuti tahunan mereka hari ini. “Semua pekerja telah mengambil cuti sehingga personel pengganti (Samsung) kerahkan,” ujarnya tanpa memberikan rincian lainnya.
Dia sebelumnya mengatakan, banyak anggota NSEU bekerja untuk unit semikonduktor andalan Samsung. Divisi tersebut sedang mencoba untuk mendapatkan kembali statusnya sebagai perusahaan semikonduktor terkemuka, menurut Reuters.
Pekerja Samsung Mogok Kerja di Tengah Persaingan Industri Chip
Reuters melaporkan, Samsung tertinggal dari pesaingnya SK Hynix dan Micron Technology dalam menghadirkan chip yang berguna dalam prosesor kecerdasan buatan (AI).
Seorang Juru Bicara Samsung mengatakan, Tidak ada dampak pada aktivitas produksi dan manajemen akibat pemogokan satu hari tersebut.
“Tingkat penggunaan cuti tahunan hari ini lebih rendah. Lebih rendah ketimbang tingkat penggunaan cuti tahunan pada hari libur Memorial Day tahun lalu,” tambah juru bicara tersebut.
Produsen chip memori terbesar di dunia ini sedang mengalami masa-masa sulit selama beberapa tahun terakhir. Kekurangan chip komputer selama pandemi terikuti oleh penurunan permintaan tahun lalu karena selera konsumen terhadap barang elektronik masih lemah karena ketidakpastian ekonomi global.
Namun segala sesuatunya menjadi lebih baik bagi perusahaan karena booming AI.
Mereka optimistis terhadap kebangkitan permintaan perangkat seluler pada tahun ini. Terutama dengan terperkenalkannya produk-produk baru, seperti ponsel pintar yang didukung AI.
Bulan lalu, Samsung melaporkan kenaikan laba operasional kuartal pertama lebih dari sepuluh kali lipat. Laporan ini di tengah perkiraan tingginya permintaan akan AI dan chip kelas atas, sebuah area yang bersaing dengan Intel (INTC) dan TSMC Taiwan.
Sebagian besar microchip canggih di dunia terbangun hanya di dua tempat, Taiwan dan Korea Selatan. Industri Taiwan lebih besar dan dominan, sesuatu yang ingin ditantang oleh Korea Selatan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"