KONTEKS.CO.ID – Tim Nawasena ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) kembali menangguk prestasi yang membanggakan Indonesia.
Mereka sukses meraih gelar juara pertama pada kompetuisi International Student Design Competition 2024. Lomba ini diadakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA) yang bermarkas di Amerika Serikat.
Perlombaan ini terlaksana secara online mulai November 2023 dan WFSA umumkan pemenangnya pada Juni 2024 kemarin.
Mengutip laman ITS, Selasa 9 Juli 2024, pada lomba kali ini Tim Nawasena ITS, yang terdiri dari 7 (tujuh) anggota, merancang kapal feri inovatif bernama MV Queen Nneka.
Nneka yang berarti ibu yang agung dalam bahasa Igbo (Nigeria), mencerminkan tujuan kapal ini. Yakni menjadi feri pertama yang aman dan layak di Sungai Niger, Nigeria, serta menjadi induk feri masa depan di wilayah tersebut.
General Manager Tim Nawasena ITS, Quito Abian Iqtarib, menjelaskan, kapal feri ini terdesain untuk berlayar di Sungai Niger, yang sedang gencar memproduksi Compressed Natural Gas (CNG).
“Kapal ini kami rancang menjadi kapal yang ramah lingkungan, terutama untuk lingkungan sungai,” tutur mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS tersebut.
Maroko Undang Tim Nawasena ITS
Abian yang juga ketua tim lomba ini menjelaskan, timnya merancang kapal yang selaras dengan tujuan negara dalam memproduksi CNG. Tujuannya, lebih ramah lingkungan terbandingkan mesi diesel.
Canggihnya kapal feri ini, Tim ITS melengkapi panel surya untuk beberapa alat, namun sebagian besar daya tetap terupayakan menggunakan CNG.
“Kami tidak ingin kapal ini nantinya menyebabkan ombak besar yang mengganggu kapal nelayan kecil di sekitarnya,” ujar Abian.
Menurut dia, seluruh persiapan kompetisi terlakukan secara online. Mulai dari technical meeting, webinar, hingga pengumpulan hasil desain.
WSFA tahun ini bekerja sama dengan Interferry Conference 2024. Karena itu, Tim Nawasena ITS dan pemenang lainnya nantinya akan terundang ke Marrakesh, Maroko, pada 26 – 30 Oktober 2024. Mereka datang untuk mempresentasikan desain mereka dan menghadiri seremoni penghargaan.
Abian menambahkan, tantangan utama yang tim hadapi adalah perbedaan waktu dengan penyelenggara di Amerika Serikat.
“Kami sering harus mengikuti webinar pada tengah malam. Selain itu, saya sebagai ketua yang sedang berada di Jerman (mengikuti program joint degree). Saya harus lebih banyak berkomunikasi dengan tim untuk memastikan koordinasi yang baik,” paparnya.
Setelah kompetisi, tim melakukan evaluasi secara teknikal dan nonteknikal guna meningkatkan kinerja pada lomba-lomba mendatang.
Ia berharap tim dapat mencapai tujuan sebagai tim riset yang memberikan inovasi di dunia maritim. “Saya berharap Nawasena bisa menjadi wadah bagi anggota tim untuk berkembang secara teknikal dan manajerial. Berkembang bersama dan sukses bersama,” pungkasnya.
Tim Nawasena ITS telah membuktikan kesiapannya dalam merancang kapal feri dan terus berinovasi untuk masa depan yang lebih baik di bidang maritim.
Harapannya, prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa ITS dan Indonesia untuk terus berprestasi di kancah internasional. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"