KONTEKS.CO.ID – Sumbangan Elon Musk kepada kandidat calon presiden AS, Donald Trump, akan tersalurkan ke sebuah kelompok bernama America PAC.
Kelompok ini mendukung terpilihnya kembali Donald Trump dengan berfokus pada pendaftaran pemilih, pemungutan suara awal. Dan fokus juga pada surat suara yang terkirim melalui pos kepada penduduk di negara bagian yang belum tertentukan.
Miliarder teknologi Elon Musk mengatakan, pihaknya berencana menyumbangkan sekitar USD45 juta (setara Rp724 miliar) setiap bulannya kepada komite aksi politik superbaru (Super PAC). Kelompok yang mendukung pencalonan Donald Trump dalam pemilu, menurut laporan media Amerika Serikat.
“Super PAC akan fokus mendukung Trump dengan mempromosikan pendaftaran pemilih, pemungutan suara awal, dan pengiriman surat suara melalui pos di antara penduduk di negara bagian menjelang pemilihan umum pada November,” lapor Wall Street Journal, mengutip orang-orang yang akrab masalah ini, Rabu 17 Juli 2024.
Sumbangan Elon Musk Dukung Donald Trump Jadi Presiden AS
Musk secara resmi mendukung pencalonan Trump sebagai presiden AS pada hari Sabtu. Keputusan pascamantan presiden tersebut selamat dari penembakan pada saat rapat umum di Pennsylvania.
“Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap dia segera pulih,” tulis Musk di platform media sosial X.
Menurut laporan tersebut, Musk berencana mulai menyumbang bulan depan.
Musk, orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan bersih USD250 miliar, semakin bersahabat dengan Trump selama pemilu AS tahun 2024.
Pada bulan Maret, keduanya bertemu langsung saat sarapan pagi donor kampanye yang berlangsung di kediaman miliarder Nelson Peltz di Florida.
Meskipun sumbangan kampanye individu di AS dibatasi hingga Rp50 juta per orang, celah dalam sistem keuangan kampanye AS memungkinkan donor besar politik untuk berkontribusi pada dana yang terkenal sebagai komite aksi politik. Atau lebih dikenal sebagai “PAC” yang mendukung kandidat.
America PAC telah mempekerjakan ratusan karyawan dalam upayanya untuk membuat Trump terpilih. Mereka telah mendaftarkan pemilih, melakukan percakapan dengan konstituen di negara bagian yang belum menentukan pilihan (swing states). Serta mendesak para pemilih untuk meminta surat suara melalui pos.
Trump sebelumnya mengecam pemungutan suara melalui pos dan absensi. Namun menarik kembali kritiknya setelah menjadi jelas bahwa Partai Demokrat memiliki keunggulan di antara para pemilih yang bersuara melalui kantor pos. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"